Sudut Pandang Aditya.Saat aku tahu kalau Citra makan siang dengan Lukman, seluruh tubuhku seperti terbakar oleh amarah. Rasanya aku ingin langsung kejar mereka, menghantam wajah Levy, dan seret Citra pergi bersamaku. Tapi tentu saja, aku nggak bisa lakuin itu. Lukman sudah sangat jujur padaku sejak pertama kami bertemu di rumah Peter. Saat itu, dia bilang akan jaga jarak, kecuali jika hubunganku dengan Citra nggak berhasil. Dan jika itu terjadi, dia nggak akan nyia-nyiakan kesempatan untuk mendekatinya. Rupanya, dia nggak butuh waktu lama untuk bertindak.Sama seperti para perempuan yang selalu berkumpul tiap Selasa dengan dalih "klub buku," aku dan teman-temanku pun punya rutinitas sendiri: berkumpul untuk berbincang, minum, dan bermain. Malam itu, kami sepakat untuk bertemu di Societa. Itu ide Peter, katanya suasana yang lebih meriah mungkin bisa mengangkat suasana hatiku yang sedang karam.Begitu sampai, aku langsung menuju kasino tempat mereka menunggu. Kami mulai main poker, dan
Read more