Aku tak tahu pukul berapa sekarang. Yang pasti, gelap malam masih pekat di luar jendela. Tirai jendela kamar kami pun masih tertutup rapat. Tapi yang membangunkanku bukan cahaya. Melainkan, hangatnya sentuhan lembut di keningku. Sebuah kecupan. Lama dan menenangkan.Aku mengerjap pelan, tapi masih memejamkan mata. Tak lama, kecupan itu berpindah ke pipiku yang kanan. Lalu yang satunya lagi. Setelah itu, turun ke ujung hidungku. Dan akhirnya … bibirku.Lembut sekali. Begitu tulus dan tenang. Seakan ia sedang mencurahkan segalanya dalam diam. Aku tahu persis hanya satu orang yang menciumku dengan cara sehangat itu: suamiku, Mas Afnan.Setelah kecupan itu selesai, kurasakan ia bangkit perlahan dari sisi tempat tidur. Aku masih diam. Mataku hanya terbuka sedikit. Sekilas, kulihat Mas Afnan mengambil ponselnya dan berjalan ke arah balkon kamar dan membuka pintu perlahan agar tak berisik.Aku hanya bisa mendengarkan dari balik tirai tipis suara lirihnya
Terakhir Diperbarui : 2025-06-27 Baca selengkapnya