Aku mengangkat sendok terakhir dan menyuapkan potongan kecil ayam bakar ke mulutku. Mama Diana tersenyum puas. Tangannya mengelus punggung tanganku yang berada di atas meja.“Alhamdulillah, akhirnya Safa mau makan dengan tenang malam ini. Mama senang, Nak. Kamu jangan terlalu banyak pikiran, ya,” ucap Mama lembut.Aku mengangguk kecil sambil menahan perih di dada. “Iya, Ma. Terima kasih sudah mau temani Safa makan malam.”Kami duduk di restoran langganan keluarga Mama. Kata Mama, Restoran hotel bintang lima ini yang biasanya jadi tempat makan mereka bersama saat ada acara keluarga. Malam ini seharusnya aku merasa tenang. Tapi entah mengapa, hatiku gelisah sejak awal kami masuk ke sini.“Mama, aku ke toilet sebentar, ya,” pamitku.“Silakan, Sayang. Hati-hati.”Aku berdiri, merapikan hijabku, dan mulai melangkah menuju arah toilet. Tapi baru beberapa langkah, saat aku berbelok di lorong menuju fa
Terakhir Diperbarui : 2025-06-23 Baca selengkapnya