Malam itu, setelah segala rutinitas selesai dan Nenek sudah masuk ke kamar, aku duduk di sisi ranjang sambil merapikan selimut. Suasana kamar tenang, hanya ada suara angin malam yang sesekali menyelinap dari jendela yang sedikit terbuka. Mas Afnan sedang duduk di kursi dekat meja kecil sedang membaca sesuatu dari ponselnya, terlihat tenang seperti biasa.Tapi, tidak di hatiku.Semenjak kejadian tadi sore, pikiranku tak bisa diam. Tatapan Mas Afnan di spion, elusan lembut di kepala, dan cara dia begitu protektif, membuat satu pertanyaan itu terus berputar di benakku. Dan untuk memastikannya, aku harus bertanya secara langsung.Ragu-ragu, aku menatapnya. “Mas ....”Mas Afnan menoleh pelan, “Hm?”Aku menarik napas. “Waktu di TPA tadi … Mas kayak marah. Atau—cemburu, ya?”Hening. Mas Afnan hanya menatapku beberapa detik sebelum senyum tipis itu terbit di sudut bibirnya. Ia bangkit dari kursi, berj
Last Updated : 2025-05-04 Read more