All Chapters of Penderita Kanker Jadi Manusia Super: Chapter 291 - Chapter 300

Hitung Mundur Grid: 2H:30M:30SLaut Banda - 5:01 pagiKedua perahu serbu karet itu melesat di atas air. Dengung motor tempel lima puluh lima HP teredam.Perahu-perahu rendah itu digunakan untuk operasi permukaan dan ekstraksi rahasia. Masing-masing membawa lima pasukan bermuatan penuh.Para operator SAS elit yang mengelilingi Khaled adalah pasukan yang tangguh. Mereka memegang senjata mereka dengan mudah dan akrab. Masing-masing mengenakan balaklava hitam yang menutupi kepala, hidung, dan dagu. Bukaan oval di sekitar mata memperlihatkan kulit yang dicat dan ekspresi tegas para veteran yang tangguh dalam pertempuran. Seperti Khaled, mereka masing-masing mengenakan headset konduksi tulang taktis dan mikrofon bum. Mereka mencondongkan tubuh ke depan di dalam perahu untuk menjaga profil serendah mungkin.Jack membungkuk di belakangnya. Tidak ada orang yang lebih disukai Khaled untuk ikut dalam misi seperti ini.Pria besar itu telah menyelamatkan

Hitung Mundur Grid: 2H:30M:30SLaut Banda - 5:01 pagi “Berdiri tanpa melakukan apa-apa ini membuatku gila,” kata Kalinda.Zoya sangat setuju.Anak-anaknya telah diculik, Khaled sedang menuju bahaya, dan dunia akan segera kiamat. Mereka perlu melakukan sesuatu. Mereka berada di ruang rapat kapal. Dia dan Kalinda berdiri di belakang Eric, Kenny, dan Timmy. Masing-masing pria fokus pada satu stasiun kerja. Monitor dinding berukuran besar menayangkan adegan-adegan kekejaman dan kematian selama Perang Vietnam.Ahmad berdiri di dekatnya. Dia menolak meninggalkan sisi Zoya sejak Khaled pergi. Senapan serbunya tersampir di bahu. Dia asyik menjelajahi internet dengan ponsel pintarnya selama beberapa menit terakhir.Salah satu anak buah Walker berdiri di sampingnya. Prajurit berseragam itu bertubuh seperti tank, dengan wajah kecokelatan yang penuh sudut dan bidang, terbelah dua oleh kumis gelap. Sersan Mayor Abercrombie memim

Otto memperhatikan layar. Jalan-jalan kota dipenuhi orang-orang yang bermigrasi menuju pintu masuk kompleks bawah tanah. Meskipun hitungan mundur, mereka tetap tenang dan tertib. Ia bangga pada mereka. Ia memperhatikan beberapa orang yang datang terlambat di dermaga. Kemungkinan masih ada yang lain yang akan datang. Jika mereka tidak berhasil sampai sebelum pintu ditutup—Otto menggelengkan kepalanya karena malu. Mereka seperti anak-anaknya. Ia akan meratapi mereka.Ia bertanya-tanya seperti apa keadaan di atas sana ketika kiamat tiba.Akankah jaringan listrik menghancurkan semua tanda peradaban dalam ledakan dahsyat yang menghanguskan planet ini? Atau akankah para pengunjung kuno itu menemukan solusi yang lebih elegan, yang hanya menargetkan manusia, yang memungkinkan kerajaan hewan untuk sekali lagi naik ke puncak rantai makanan?Dia berdoa semoga yang terakhirlah yang terjadi. Dia tak ingin melihat utopia mereka yang terpendam hancur oleh proses

Saat itulah dia melihat talinya terurai ke air. Ia mencengkeramnya erat-erat, dan tubuhnya melilit dan berputar seperti umpan di ujung tali pancing."Bertahanlah!" teriak Jack, menariknya dengan tangan di atas tangan.Ketika lutut Khaled menggores pasir, Walker dan salah satu operatornya membantunya naik."Kalian anak-anak California itu sama saja," kata Walker. "Selalu mencari gelombang tinggi berikutnya."Khaled meludahkan air. "Kurasa aku menemukan jalan masuk.""Ya," kata Jack. "Ke toilet, mungkin.""Bagaimanapun juga," kata Khaled, "itu pasti buatan manusia. Itu pertanda pertama bahwa ada sesuatu yang lebih besar terjadi di sini daripada yang terlihat. Kita akan membutuhkan peralatan selam.""Baik," kata Walker, menunjuk ke operator yang membantu menarik Khaled keluar dari air. "Jonesy, bersiap untuk melihat-lihat.""Sir," kata operator itu. Dia berusia awal dua puluhan, lebih ramping daripada anggota tim lainnya, dengan f

Seolah merasakan keputusasaannya, Iskhan menyandarkan bahunya ke tubuh Serafina. Pipi Iskhan berdenyut-denyut karena mengunyah pasta yang baru saja dia masukkan ke dalam mulutnya. Ishkan menarik piring kakaknya kembali ke hadapan Serafina.Tentu saja Iskhan benar.Dia membutuhkan kekuatannya untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi. Dan dia sama sekali tidak sendirian. Adiknya bergantung padanya. Atau justru sebaliknya?Dia mendapatkan kekuatan dari sikap tenang Iskhan. Adiknya telah tumbuh begitu pesat dalam beberapa hari terakhir—dengan cara yang tak dapat dia pahami.Sejak momen di San Michelle ketika mereka bertemu Khaled. Seolah-olah suatu rahasia alam semesta telah berlalu di antara ayah dan anak, sesuatu yang meyakinkan Iskhan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Itu mengingatkannya bahwa keajaiban memang terjadi.Lagipula, papanya telah kembali, bukan? Padahal mereka sudah mengiranya meninggal selama lebih dari enam tahun? Dan dengan kembalinya papanya, segalanya mungkin ter