All Chapters of Penderita Kanker Jadi Manusia Super: Chapter 301 - Chapter 310

Walker dan Jack menerobos dedaunan lebat. Sepuluh langkah kemudian, mereka menemukan Andrew. Operator muda itu terduduk di balik pohon. Lengan kirinya terkulai di sampingnya. Peluru itu mengenai tepat di bisepnya. Pasti tulangnya hancur. Darah menetes dari jari-jarinya. Wajahnya pucat pasi, matanya berkaca-kaca.Walker bergeser ke sisi anak itu.Jack mengambil posisi berlindung. DIa membidikkan teropong red-dot-nya dan melepaskan tembakan-tembakan pendek. Seorang pria jatuh. Lalu satu lagi. Jack merunduk di balik pohon saat rentetan tembakan balasan melesat melewatinya. Dia merasakan hantaman beberapa peluru dari jackhammer mengenai sisi berlawanan dari batang pohon. Sebutir kelapa hijau jatuh di kakinya.Walker menarik torniket dari ranselnya dan memasangnya di atas luka Andrew."Bertahanlah, Nak," katanya. "Yang ini bukan masalah besar."Dia menusukkan autoinjektor morfin ke bahu Andrew."Tiga puluh empat target berhasil," lapor Kapal Induk.Itu empat kurang dari beberapa detik yang

Keesokan paginya, kastil dipenuhi orang. Ibu Otto telah kembali.Asap mengepul di udara dari kebakaran tak disengaja yang telah menghanguskan kandang kuda dan menewaskan Joseph Heinz. Tubuhnya telah terbakar hingga ke tulang dalam kobaran api yang hebat. Keluarga dan teman-teman telah berkumpul untuk menghibur janda yang berduka—dan anak malang yang telah menyaksikan peristiwa itu. Ekspresi kesedihan yang menyentuh hati dari anak laki-laki itu membuat mereka menitikkan air mata.***"Ketiga regu kita sedang bertempur," lanjut Hans. Dia meletakkan tangan di telinganya. Laporan lain masuk melalui earphone-nya."Mereka sedang diserang hebat. Banyak korban. Tapi kita sudah mengepung mereka."Suasana riang di ruangan itu telah lenyap. Gelas-gelas sampanye ditinggalkan. Orang-orang berkumpul lebih dekat untuk mendengarkan laporan Hans. Ketegangan mereka terasa nyata.Otto tidak menyukainya. Ini adalah elit Ordo. Mereka diharapkan untuk tetap

Hitung Mundur Grid: 1H:20M:30SPulau - 06:11 Khaled memperkirakan luas kompleks bawah tanah empat lantai itu 150.000 kaki persegi, sekitar setengah ukuran kapal induk kelas Forrestal yang pensiun tahun 2017, yang dengan mudah dapat menampung beberapa ribu orang. Kompleks itu dipahat dari dasar salah satu puncak kembar pulau itu.Dia berjalan cepat menyusuri koridor bawah tanah. Garis-garis berwarna di lantai berhimpitan dengan plakat penunjuk arah di dinding. Dia menggunakan skema yang dihafalnya untuk menuju pintu keluar tingkat atas, dan pada satu titik dia merunduk ke pemadam kebakaran untuk menghindari sekelompok penjaga. Dia mengikuti rute memutar, menghindari asrama, sekolah, dan area medis, tetap berpegang pada lorong dan tangga utilitas yang jarang digunakan.Dia sudah setengah jalan ke permukaan ketika ia bertemu sekelompok perempuan dan anak-anak yang berjalan ke arah berlawanan. Mereka menarik koper di belakang mereka. Perempuan y

"Teruslah bicara," kata Otto, melangkah di depan Khaled. "Itu akan membuat beberapa saat ke depan jauh lebih memuaskan."Dia menggerakkan pisau itu dari sisi ke sisi di depan wajah Khaled. Mata pisau itu hanya beberapa inci dari kulitnya, dan dia mencium aroma tanah dari gagang tulang tua itu.Namun dia membutuhkan Otto lebih dekat lagi."Kau pikir kau yang memegang kendali," kata Khaled, membalas tatapan Otto. "Tapi kenyataannya, kau sama sekali tidak memegang kendali. Kau memang tidak pernah memegang kendali. Kalau tidak, kau dan teman-temanmu yang gila pasti sudah menemukan cara untuk mengaktifkan piramida itu sejak lama. Tidak, butuh penggemar film laga Amerika sepertiku untuk memulai hitung mundur. Kau tidak ada hubungannya dengan itu. Malahan, aku berani bertaruh kau akan ngompol ketika piramida yang kau bawa ke sini meluncur langsung dari gunung, membakar perisai elektronikmu. Atau itu juga bagian dari rencanamu?"Wajah Otto tidak bergeming. Tapi k

Jonesy menunggu sejenak sebelum mengangkat dirinya dan terjungkal. Senapan serbu dengan peredam miliknya sudah menyemburkan peluru saat Walker berada di sampingnya. Dua penjaga di dekat pintu keluar tewas. Pintu ganda di belakang mereka terlepas dari engselnya. Walker mengarahkan pandangannya ke penjaga di ujung gua yang berlawanan. Mereka paling sedikit terpengaruh oleh ledakan itu.Salah satu dari mereka sedang berbicara di radio. Walker berhasil menjatuhkannya. Dua lainnya membalas tembakan dari posisi berlindung. Tiga pria dan seorang wanita berhelm muncul dari balik turbin kedua. Mereka melepaskan tembakan dengan senapan mesin, dan Walker merapat ke pilar.Sersan Fletcher meluncur di sampingnya. Karch sudah setengah keluar dari gorong-gorong ketika sebuah peluru mengenai dahinya. Ia jatuh tak terlihat. Terdengar suara cipratan."Di sebelah kiri!" teriak Jonesy. Ia melepaskan beberapa tembakan pendek. Jantung Walker berhenti berdetak ketika dia melihat alasa