Akhirnya, aku diantar ke rumahku dulu. aku melambaikan tangan ke arah mereka berdua dan berkata, "Aku pulang dulu, hati-hati di jalan.""Raisa, selamat malam." Steven juga melambaikan tangan ke arahku.Rian yang sedari tadi menatap Steven dengan tajam mengalihkan pandangan dan raut wajahnya kembali melembut. Dia berkata, "Kirim pesan padaku kalau sudah sampai rumah.""Aku juga!" Steven langsung menambahkan.Rian berbalik dan memelototinya, sangat kesal. Aku buru-buru melerai, "Oke, akan kukirim ke kalian berdua. Pulang dan istirahatlah."Namun saat aku berbalik dan berjalan pergi, kudengar dua orang itu bertengkar lagi."Steven, ngapain selalu mengganggu Dokter Raisa? Kenapa nggak urus adikmu yang baik itu saja?""Suka-sukaku mau bersama siapa. Pak Rian, kamu juga bukan polisi. Nggak pantas kalau ikut campur, 'kan? Daripada mengkhawatirkan urusanku, kenapa nggak fokus pada hubunganmu dengan Nona Junita? Keluarga Benedict nggak bisa dianggap remeh. Kalau keluargamu ingin membatalkan per
Read more