Sebenarnya pikiranku masih kacau dan panik. Namun, saat mendengar satu informasi penting dari kata-kata Talia, hatiku tergerak, lalu aku tanpa sadar menghentikan langkahku.Tanganku turun, lalu aku meletakkannya di bahu Talia yang ramping. Aku menepuknya dua kali untuk menenangkannya. "Baiklah, aku tidak akan pergi. Aku akan menemanimu duduk sebentar lagi.""Aku tahu pengakuanku terlalu mendadak. Tapi sejak pertama kali melihat Kak Raisa, aku langsung sangat menyukaimu, juga ingin bersama dengan Kak Raisa." Pipi Talia sedikit memerah. Dia juga tampak bingung, bahkan penjelasannya sedikit tidak jelas."Maafkan aku, Kak Raisa. Aku terlalu gegabah sampai lupa mempertimbangkan perasaanmu. Aku minta maaf padamu. Tolong jangan marah padaku, ya?" Talia tampak sangat berhati-hati. Matanya yang menatapku penuh dengan rasa takut.Wajah Talia benar-benar sangat cantik. Jika dia memiliki rambut panjang, dia pasti akan menjadi gadis yang penuh keceriaan. Dengan rambut pendek seperti sekarang saja,
Baca selengkapnya