All Chapters of Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek: Chapter 821 - Chapter 830

"Lalu, kenapa kamu diam-diam berkencan dengannya?" Ya, kecemburuan pria ini akhirnya terungkap juga.Ardi ternyata memang peduli dengan hal ini. Sebelumnya, dia hanya tidak menunjukkannya saja.Aku menjelaskan dengan serius, "Karena aku masih menganggapnya sebagai temanku. Dia mengatakan kalau ini bisa dianggap sebagai penutup yang bermakna. Dia memintaku menemaninya pergi ke konser musik, jadi aku menyetujuinya. Aku tidak menyangka dia berniat menculikku.""Kalau begitu, kamu harus berjanji tidak akan pergi konser musik dengan orang lain lagi. Kamu hanya boleh pergi dengan suamimu." Pria ini benar-benar kekanak-kanakan, bahkan memintaku membuat janji seperti ini.Aku mengejeknya kekanak-kanakan di dalam hati, tetapi aku tetap menyetujuinya, "Baiklah. Aku hanya akan pergi ke konser musik dengan Pak Ardi."Baru pada saat inilah Ardi melepaskanku, lalu mengantarku pergi bekerja. Dia sendiri kembali ke ruang perawatan untuk beristirahat dengan baik.Namun, dia tetap tidak terlalu patuh, m

Jawaban Ardi membuatku terkejut. Aku mengira dia akan mendukung usulan Nyonya Lina, memanfaatkan kesempatan untuk menyuruhku beristirahat di rumah. Aku tidak menyangka dia bersedia menghormati keinginanku.Pekerjaan sangat penting bagiku. Aku benar-benar sangat menyukai pekerjaanku sendiri. Aku tidak ingin berhenti bekerja dan beristirahat di rumah hanya karena hamil.Bagaimanapun juga, bisa masuk ke Mogowa juga merupakan hasil dari kerja kerasku. Aku tidak ingin menyerah hanya karena ini."Raisa, aku sangat senang mendengar berita kehamilanmu. Keluarga Wijaya akan mendapatkan anggota baru lagi. Ini adalah hal yang paling Ibu dan Ayah nantikan." Ibu mertua dan ayah mertuaku menunjukkan senyuman gembira di wajah mereka. Dua orang ini berbisik-bisik sebentar, lalu ibu mertuaku pun berbicara.Nada bicaranya membawa permohonan, "Raisa, kami khawatir dengan kesehatanmu. Kami semua sangat berharap kamu bisa menjaga kandungan di rumah dengan tenang."Dibandingkan dengan dirinya yang dulu, kat

Aku mengulurkan tangan untuk mencubit pipinya. Memang pipinya lebih berisi dari sebelumnya, terasa nyaman untuk dicubit."Gemuk sedikit juga tidak buruk. Kamu lebih cantik kalau gemuk." Aku berkata sambil tersenyum, lalu mengubah topik, "Tapi kamu juga tidak bisa menyalahkanku seorang. Pacarmu Felix juga harus menanggung kesalahan. Dia juga banyak mengirimkan makanan ke sini.""Felix jelas tidak datang serajin Nyonya Yuliana!" Devi langsung membantahku.Dia tersenyum pada ibu mertuaku sambil berujar, "Nyonya Yuliana, bukankah menurutmu Kak Raisa sangat beruntung? Bukan hanya Pak Ardi saja yang menyayanginya, tapi kamu juga begitu menyayanginya.""Memilikinya adalah keberuntungan untuk Keluarga Wijaya," balas ibu mertuaku sambil tersenyum.Kemudian, ibu mertuaku menatapku lagi. "Selama Raisa makan dengan baik, hatiku akan merasa senang.""Haih, setelah hidup bertahun-tahun, ini baru pertama kalinya aku melihat ibu mertua yang menganggap menantunya seperti anak kandung sendiri. Aku iri p

Namun, tepat pada saat itu, Talia berbicara lagi, "Tapi Kak Raisa benar juga. Ibu memang benar-benar merindukanku. Dia khawatir aku tidak bisa bertahan sendirian di sini, jadi dia tetap sangat ingin menemuiku. Dia berjanji padaku kalau bulan depan dia akan diam-diam pulang sebentar."Bulan depan?Jantungku kembali berdetak kencang.Jika memang seperti ini, kesempatanku sudah datang.Aku menahan kegembiraan di hatiku, lalu berkata dengan lembut, "Aku sudah mengatakan kalau Bibi sangat mencintaimu. Jangan menyakiti hatinya. Kapan Bibi bulan depan datang menemuimu?""Tanggal satu." Talia menjawabku, "Ibu adalah orang yang percaya pada takhayul. Dia mengatakan kalau tanggal satu adalah hari keberuntungannya. Dia mengatakan akan kembali tanggal satu untuk menemuiku sebentar, lalu pergi lagi. Dia tidak akan tinggal lama di sini.""Baguslah. Kalau begitu, kamu harus beristirahat dengan baik. Pada hari itu, tunjukkan kondisi terbaikmu pada Bibi. Jangan membuat dia terlalu mengkhawatirkanmu." A

Ibu mertuaku sepertinya sangat marah. Dorongan ini menggunakan tenaga yang tidak sedikit, menyebabkan Ardi sampai terhuyung.Ibu mertuaku langsung melepaskan tangan Ardi, lalu menopangku dengan tangannya sendiri. Dia hanya menatap Ardi yang terhuyung ke belakang, sama sekali tidak ada niat membantunya.Untungnya Ardi berhasil berpegangan di rak samping untuk menstabilkan tubuhnya. Kemudian, Ardi berseru lagi, "Baiklah, baiklah, aku paham sekarang. Sejak Ibu memiliki menantu, statusku di keluarga langsung menurun. Jangankan dibandingkan dengan menantu Ibu, mungkin statusku sekarang bahkan tidak sebanding dengan Dobi."Dobi adalah adalah anjing golden retriever yang dipelihara mertuaku.Perkataan Ardi ini terlalu berlebihan, tetapi ibu mertuaku tidak hanya tidak membantah, malah langsung menyetujui, "Tebakanmu memang benar. Kamu sekarang memang tidak sebanding dengan Dobi.""Benar-benar menyedihkan." Ardi menghela napas panjang.Namun, dia tidak mengatakan apa-apa lagi, malah mengubah to