"Anak nakal, kamu membongkar semua rahasia memalukan Ibu." Ibu mertuaku mendorong Ardi dengan tangannya.Namun, aku menemukan bahwa mata ibu mertuaku memang sudah memerah.Sepertinya Ardi tidak berbohong. Ibu mertuaku mungkin juga adalah orang yang mudah menangis. Jika aku terus menangis, dia mungkin juga akan ikut menangis.Aku buru-buru menyeka air mataku, lalu berkata dengan serius, "Terima kasih karena sudah mengkhawatirkan kami, Bu.""Kita semua adalah satu keluarga, untuk apa mengucapkan terima kasih?" Ibu mertuaku mengusap hidungnya, juga menekan sedikit air matanya yang hampir keluar. Kemudian, dia mengangkat tas sambil berjalan keluar. "Sudahlah, aku benar-benar harus pergi. Kita bisa bicarakan yang lainnya nanti."Kali ini, ibu mertua tidak lagi menunda, langsung meninggalkan Armand dengan cepat.Setelah dia pergi, ruangan yang tadinya ramai langsung menjadi sunyi. Ardi menunduk menatapku, mengulurkan tangan untuk mencubit hidungku, lalu berujar, "Kelinci Kecil hari ini berub
Read more