Talia segera diseret keluar, teriakannya juga teredam.Ardi memelukku, telapak tangannya yang besar dan hangat mengusap punggungku dengan lembut, mencoba menenangkan emosiku. "Raisa, jangan takut, ada aku di sini. Dia tidak akan bisa menyakitimu."Aku memang merasa sangat aman, karena saat ini aku terbungkus dalam pelukan Ardi, dilindungi dengan ketat. Talia diseret jauh hingga tidak bisa mendekatiku lagi, apa lagi menyakitiku.Namun, aku melihat sepasang matanya yang memerah, serta wajahnya yang dipenuhi tawa meski sedang marah. Hatiku pun bergetar.Tawa tajamnya masih bergema di telingaku. "Raisa, aku akan menunggumu. Aku akan menunggumu menemukan semua kebenarannya. Pada saat itu, aku pasti akan datang sendiri untuk melihatmu mempermalukan dirimu sendiri, melihat bagaimana kamu dipermainkan orang lain, menjadi alat bagi orang lain!""Kamu merasa sudah melihat semuanya dengan jelas, tapi bisakah kamu melihat orang di sekitarmu dengan jelas?""Raisa, kamu benar-benar menyedihkan! Kamu
Baca selengkapnya