Tubuhku gemetaran, makin lama makin kuat, sama sekali tidak bisa berhenti. Selain itu, mulutku tidak bisa mengeluarkan suara apa pun. Aku hanya bisa menatap Ardi dengan panik, sementara air mata mengalir deras dari mataku."Apa kamu khawatir dengan ibu dan adikmu? Tadi aku sudah menelepon dan menanyakannya. Mereka baik-baik saja, semuanya aman. Kamu tidak perlu khawatir," kata Ardi dengan suara lembut. Dia memelukku dengan erat, bibirnya menempel di telingaku.Ardi berusaha menenangkan emosiku, tetapi air mataku mengalir makin cepat. Aku menempelkan wajahku di wajah Ardi, lenganku melingkari pinggangnya, lalu aku memeluknya dengan sangat erat.Gerakan ini begitu kuat sampai jarum di punggung tanganku terlepas. Aku merasakan rasa sakit di punggung tanganku, diikuti dengan sensasi dingin, seperti ada cairan yang mengalir dari punggung tanganku.Namun, aku sama sekali tidak peduli. Saat ini aku hanya ingin memeluk Ardi dengan erat. Aku memeluknya dengan sangat erat, bahkan ingin menyatuka
Read more