Albert menelan ludah pelan, mencoba menguasai diri. "Kamu… tidak apa-apa?" suaranya serak, nyaris tak terdengar. Stefani buru-buru mengangguk, meski wajahnya tetap tertunduk, tidak berani menatap langsung ke pria itu. Namun, Albert belum juga melepaskan pelukannya. Tangannya masih kokoh menopang pinggang Stefani, dan semakin lama, ia merasakan betapa dekatnya tubuh gadis itu. Hanya selembar kain tipis yang menjadi penghalang. Sesaat, kedua insan itu seolah terhipnotis. Albert masih memeluk erat tubuh mungil Stefani yang hanya terbalut handuk tipis. Aroma sabun dan wangi khas tubuh perempuan itu menyeruak begitu dekat, membuat darah Albert mendidih, akalnya terkabur. Tatapannya terkunci pada wajah polos Stefani yang memerah karena malu, namun justru terlihat semakin memesona. Perlahan, Albert mencondongkan wajahnya. Jarak bibir mereka tinggal sejengkal, detik itu seakan berhenti. Stefani membeku, tak mampu bergerak, jantungnya nyaris meledak menahan debar. Namun sebelum bibir it
Last Updated : 2025-09-05 Read more