Home / Romansa / Terjerat Pesona CEO Kesepian / Bab 21 Seperti Jatuh Cinta Lagi

Share

Bab 21 Seperti Jatuh Cinta Lagi

Author: Aries grils
last update Last Updated: 2025-09-05 17:20:15

Albert menelan ludah pelan, mencoba menguasai diri. "Kamu… tidak apa-apa?" suaranya serak, nyaris tak terdengar.

Stefani buru-buru mengangguk, meski wajahnya tetap tertunduk, tidak berani menatap langsung ke pria itu.

Namun, Albert belum juga melepaskan pelukannya. Tangannya masih kokoh menopang pinggang Stefani, dan semakin lama, ia merasakan betapa dekatnya tubuh gadis itu. Hanya selembar kain tipis yang menjadi penghalang.

Sesaat, kedua insan itu seolah terhipnotis. Albert masih memeluk erat tubuh mungil Stefani yang hanya terbalut handuk tipis. Aroma sabun dan wangi khas tubuh perempuan itu menyeruak begitu dekat, membuat darah Albert mendidih, akalnya terkabur. Tatapannya terkunci pada wajah polos Stefani yang memerah karena malu, namun justru terlihat semakin memesona.

Perlahan, Albert mencondongkan wajahnya. Jarak bibir mereka tinggal sejengkal, detik itu seakan berhenti. Stefani membeku, tak mampu bergerak, jantungnya nyaris meledak menahan debar.

Namun sebelum bibir it
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Pesona CEO Kesepian   Bab 30 Rencana Gila Angga

    “Stefani, kamu tidak apa-apakan?” suara Angga terdengar tenang di balik kemudi. Mobil mewah itu melaju di jalanan malam, lampu-lampu kota memantul di kaca depan. Sesekali, pria itu menoleh, memperhatikan Stefani yang duduk di sampingnya dengan wajah pucat dan tubuh sedikit gemetar. Stefani berusaha menegakkan tubuhnya, namun pandangannya sudah tidak lagi fokus. Setiap kali mencoba menatap lurus ke depan, semuanya terasa berputar. “Saya… saya baik-baik saja, Pak…” jawabnya lirih, meski jelas terlihat ia kesulitan menahan kesadarannya. Sebuah senyum samar muncul di sudut bibir Angga. Ia menyembunyikan perasaan puas di balik wajah ramahnya. Dalam hati, ia bergumam penuh kemenangan. Akhirnya aku mendapatkanmu, Stefani. Malam ini kau tidak akan bisa lari dariku. Ia menahan diri agar ekspresinya tetap tenang. Tangannya mantap memutar setir, menambah kecepatan seolah ingin segera sampai tujuan. “Setelah ini,” pikirnya, aku bisa pindah ke luar kota. Siapa juga yang mau buang-buang uang mem

  • Terjerat Pesona CEO Kesepian   Bab 29 Ada Apa Denganku?

    Dengan langkah tergesa, Stefani menuruni anak tangga apartemen menuju lobi. Malam itu ia tampak sedikit berbeda, wajahnya cerah meski masih tersisa lelah setelah seharian bekerja. Begitu sampai di depan lobi, ia melihat sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti dengan lampu menyala. “Selamat malam, Pak Angga!” sapa Stefani ramah, senyumnya merekah tulus. Hatinya berdebar gembira. Bagaimana tidak, setelah hampir sepekan menunggu kabar tanpa kepastian, akhirnya Angga menelpon sore tadi dan mengabarkan jika ia bersedia membeli vila yang pernah mereka lihat bersama. Bagi Stefani, ini kabar besar. Ia bisa sedikit lega, karena berarti ada pemasukan tambahan untuk melunasi sebagian hutangnya. Angga yang berdiri di samping mobil segera tersenyum lebar, auranya begitu percaya diri. Ia bahkan dengan sopan membukakan pintu mobil untuk gadis itu. “Masuk, Stefani. Sepertinya malam ini kita harus serah terima, bukan? Dan kebetulan aku ingin mentraktirmu makan malam.” Suaranya tenang, namun p

  • Terjerat Pesona CEO Kesepian   Bab 28 Apakah Masih Ada Harapan?

    “Darimana kamu baru pulang malam-malam begini?” suara berat Albert memecah kesunyian kamar. Lampu sudah menyala terang sejak tadi, menyingkap sosok pria itu yang duduk di sofa, bersandar dengan kedua tangan terlipat di dada, menatap tajam ke arah pintu. Stela yang baru saja membuka pintu langsung tertegun. Wajahnya sempat menunjukkan rasa kaget, namun cepat ia sembunyikan dengan senyum tipis. Meski begitu, ada kegelisahan samar yang sulit ia tutupi. Ia menutup pintu perlahan, meletakkan tas bermerek di atas meja rias, lalu melangkah mendekati Albert dengan gerak tubuh manja, sikap yang sudah lama tak ia lakukan. Ia tahu, kelembutan dan sikap manisnya hampir selalu berhasil meluluhkan hati suaminya. “Kamu melarangku bekerja, Al… aku turuti. Aku di rumah, aku diam. Siang tadi aku hanya ke salon, dan malam… aku bertemu teman-teman lama,” jelasnya dengan nada yang dibuat selembut mungkin, berusaha terdengar wajar. Namun pandangan Albert tetap dingin. Rahangnya mengeras, matanya me

  • Terjerat Pesona CEO Kesepian   Bab 27 Seperti Jatuh Cinta

    Keheningan membungkus ruang kecil itu. Hanya suara sendok yang sesekali beradu dengan piring yang terdengar. Stefani sibuk menunduk, melanjutkan makannya meski jelas ia sudah kehilangan selera sejak pertanyaan Albert barusan. Di sisi lain, Albert duduk kaku, dadanya berdebar keras seperti seorang pemuda yang baru saja ketahuan mengutarakan perasaan. Beberapa menit berlalu tanpa kata. Hingga akhirnya Albert yang lebih dulu menyerah pada suasana canggung itu. Ia meletakkan sendoknya pelan, lalu menarik napas panjang. “Maaf, Stefani…” suaranya terdengar berat, nyaris seperti orang yang menyesali diri sendiri. “Kamu pasti tidak nyaman dengan apa yang aku katakan tadi. Lupakan saja.” Stefani berhenti mengunyah. Ia mengangkat kepalanya perlahan, menatap pria itu dengan sorot mata yang sulit ditebak. Ada kebingungan, ada rasa iba, sekaligus rasa hormat yang tak pernah hilang. Gadis itu akhirnya menghela napas, mencoba menenangkan diri. “Menurutku…” ucapnya hati-hati, namun jujur. “An

  • Terjerat Pesona CEO Kesepian   Bab 26 Posesif

    “Baik, saya akan menunggu keputusan Pak Angga selanjutnya…” Stefani mengulurkan tangan, suaranya lembut namun terdengar profesional. Angga segera menyambut jabatan itu, senyumnya terbit penuh ketertarikan. “Secepatnya saya akan memberikan kabar.” Namun berbeda dengan sebelumnya, kali ini genggaman Angga terasa lebih erat. Jemarinya tak lekas melepaskan tangan Stefani, seolah ada keengganan untuk membiarkannya pergi begitu saja. Stefani sedikit kaku. Malam ini ia memang tampil lebih menawan dari biasanya, mengenakan kemeja putih yang sederhana, dipadukan dengan celana jeans. Namun kancing atas blousenya yang sedikit terbuka, entah disengaja atau tidak, membuat siluet tubuhnya tampak menonjol. Ditambah cahaya lampu vila yang temaram, penampilan itu membuat Angga seolah kehilangan fokus. Pria itu berulang kali menelan ludah. Matanya berusaha menahan diri untuk tetap sopan, namun beberapa kali pandangannya tanpa sadar jatuh pada lekuk tubuh Stefani. Dia jauh lebih mempesona daripa

  • Terjerat Pesona CEO Kesepian   Bab 25 Siasat Licik

    Angga akhirnya beranjak pergi setelah pertemuan itu. Pria tersebut menyalami Stefani sekali lagi, meninggalkan kesan sopan dan profesional. Dari balik kaca restoran, langkahnya terlihat mantap hingga sosoknya benar-benar menghilang. Stefani masih duduk di kursi, menghela napas panjang, lalu tersenyum kecil sambil membereskan brosur yang tadi ia perlihatkan. Jari-jarinya merapikan kertas itu dengan hati-hati, seolah benda tersebut adalah harapan barunya. “Semoga saja pembeli itu benar-benar serius,” gumamnya lirih, nyaris seperti doa yang ia bisikkan pada dirinya sendiri. Senyum itu tidak pudar, bahkan terus terbit di wajahnya setiap kali ia membayangkan kemungkinan vila itu terjual. Ada kebanggaan yang sederhana, bahwa usahanya tidak sia-sia. Ia tak perlu selamanya bersandar pada belas kasihan Albert, ia bisa berdiri di atas usahanya sendiri. Namun di sisi lain ruangan, ada sepasang mata yang sejak tadi tak kunjung beralih darinya. Albert duduk diam di kursi restoran, tubuhn

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status