Pagi itu di kantornya, langkah Stefani terasa sedikit berat. Perubahan penampilannya, rambut lebih rapi, setelan yang tampak lebih berkelas, membuat beberapa pasang mata menatapnya penuh selidik. Ada yang kagum, ada pula yang berbisik-bisik, namun Stefani hanya menarik napas panjang dan pura-pura tak mendengar. Begitu sampai di lantai ruangannya, asisten Pak Danil sudah berdiri di depan pintu. “Stefani, Pak Danil minta kamu ke ruangannya sekarang.” Stefani tersenyum tipis, sekadar basa-basi, lalu mengangguk. “Baik, saya ke sana.” Jantungnya berdetak sedikit lebih kencang saat melangkah ke ruangan atasan itu. Ada firasat tidak enak, seperti biasa, jika Danil memanggil tiba-tiba, pasti ada tekanan baru. Ia mengetuk pintu pelan. “Masuk!” Suara berat Danil terdengar dari dalam. Stefani membuka pintu perlahan, melangkah dengan sopan ke hadapan pria itu. Seperti dugaan, Danil tidak membuang waktu. “Bagaimana dengan Pak Albert?” Danil langsung menatap tajam. “Kabar tentang vila itu?”
Terakhir Diperbarui : 2025-08-23 Baca selengkapnya