All Chapters of Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel: Chapter 441 - Chapter 450

"Tapi Dok, ini... ini seperti... ""Kau mau atau tidak?" Lucien menatapnya dengan tajam.Dr. Kevin menelan ludah dan mengangguk cepat. "Baik, Dok. Saya akan coba."Ia keluar dengan tergesa-gesa, meninggalkan Lucien yang kembali menatap keluar jendela dengan ekspresi yang sulit dibaca. Dalam hatinya, rasa penasaran dan kecurigaan sudah mengalahkan akal sehat.Mobil Mercy hitam milik Lucien meluncur keluar dari parkir rumah sakit beberapa menit kemudian, mengikuti jejak Uber yang sudah jauh di depan. Dr. Kevin mengemudi dengan hati-hati, menjaga jarak agar tidak terlalu dekat namun tidak kehilangan jejak.Hujan semakin deras. Wiper bekerja dengan cepat, tapi pandangan tetap kabur. Lampu merah dari mobil di depan terlihat seperti bintang yang buram di tengah hujan.Perjalanan memakan waktu hampir empat puluh menit. Kawasan industri semakin sepi, jalanan semakin gelap. Hanya sesekali ada lampu jalan yang menyala, sebagian besar sudah mati atau rusak.Uber Peter berhenti di persimpangan ja

Pagi berawan merayapi kawasan industri bagian selatan Kota Teratai dengan cahaya yang redup dan dingin. Langit tertutup awan tebal berwarna kelabu, membuat suasana terasa semakin berat dan menekan.Di persimpangan Jalan Raya Taman Bintang, tepatnya di area yang diberi kode 47-B oleh Frontier Gate Division, garis kuning polisi membentang lebar memisahkan zona aman dari zona bahaya. Petugas berjaga dengan ekspresi waspada, tangan mereka tidak jauh dari senjata yang tergantung di pinggang.Portal berwarna ungu kehitaman berdenyut di tengah jalan yang kosong. Pusaran energi itu berputar perlahan seperti lubang di udara, memancarkan medan spiritual yang membuat tanah di sekitarnya bergetar halus.Getaran itu bisa dirasakan hingga radius lima puluh meter, membuat orang yang berdiri terlalu dekat merasa pusing dan mual. Udara di sekitar portal terasa kental, seperti ada tekanan tak terlihat yang menekan dada setiap orang yang mendekat.Peter Davis tiba dengan langkah yang tenang, mengenakan

Peter melangkah pelan mendekati mereka, mata tidak lepas dari sekeliling. Ia langsung merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengan ruangan ini.Tekanan spiritual di udara jauh lebih berat daripada yang seharusnya ada di dungeon Grade C. Aura yang memancar dari dinding dan lantai membawa nuansa kuno yang sangat kuat, seperti tempat ini sudah berdiri selama ribuan tahun tanpa pernah disentuh manusia.Rhea menoleh ke arah Peter dengan ekspresi yang tegang."Aura di sini lebih berat dari data awal. Ini tidak normal untuk dungeon Grade C."Suaranya pelan tapi jelas terdengar di keheningan ruangan yang mencekam.Peter mengangguk pelan, setuju dengan penilaian Rhea. Ia sudah merasakan hal yang sama sejak pertama kali mendarat di sini.Voss mengeluarkan gelang deteksi dari saku dan menyalakannya. Layar holografik muncul di udara, menampilkan data yang membuat wajahnya berubah pucat."Alat deteksi saya membaca anomali. Klasifikasi naik menjadi C plus.""Ini bukan dungeon Grade C biasa. Kita s

Peter tidak berhenti. Ia melangkah maju dengan gerakan yang sangat ringan, seperti berjalan di atas air.Kaki kanannya mendarat di bahu patung yang kehilangan lengan, lalu ia melompat tinggi ke udara dengan menggunakan teknik meringankan tubuh. Tubuhnya melayang hampir tiga meter di atas lantai, berputar sekali dengan gerakan yang sangat elegan.Pedang Naga Emas terayun dari atas ke bawah dengan kekuatan penuh. Gelombang Qi keemasan keluar dari bilah pedang, membentuk tebasan energi yang sangat besar.Tebasan itu menghantam kepala patung pertama, membelahnya menjadi dua bagian yang jatuh ke lantai dengan bunyi yang menggelegar. Inti energi di dalam patung itu hancur sepenuhnya, membuat tubuh batu itu kehilangan semua kekuatan dan runtuh menjadi debu.Sembilan patung tersisa menyerang bersamaan dari segala arah. Formasi mereka sempurna, tidak meninggalkan celah untuk melarikan diri.Pedang-pedang batu terayun dari depan, samping, dan bahkan dari atas setelah dua patung melompat dengan

Kegelapan menyelimuti seluruh dunia di hadapan Dr. Lucien Marceau. Tidak ada cahaya, tidak ada suara, hanya kehampaan yang sangat berat hingga membuat dadanya sesak.Ia berdiri sendirian di tempat yang tidak dikenal, lantai di bawah kakinya terasa seperti batu dingin yang basah. Udara di sekitarnya kental dan sulit dihirup, seolah dipenuhi debu yang sangat halus.Lalu dari kegelapan itu, sepasang mata merah menyala. Besar, bulat, dan menatap langsung ke arah Lucien dengan tatapan yang sangat tajam.Lucien mundur selangkah, napasnya terhenti sejenak. Jantungnya berdetak sangat keras, bergema di telinga seperti genderang perang.Dari balik kegelapan, sosok raksasa mulai muncul dengan perlahan. Tubuh panjang bersisik hitam legam, mengkilap seperti logam basah.Kepala berbentuk segitiga dengan tanduk panjang melengkung ke belakang. Gigi tajam seperti pedang berkilau di balik bibir yang terbuka sedikit.Naga hitam. Makhluk yang seharusnya hanya ada dalam legenda dan dongeng.Tapi di sini,