Aku menggigit erat bibirku sembari merasakan kehebatannya. Namun belum sempat aku merasa puas, dia malah mendorongku. Dia mengenakan celananya kembali, lalu hendak berjalan pergi.“Sialan, kamu biasanya jual diri, ya! Sudah seperti ini, malah jualan lagi!”Tidak disangka pria yang memiliki ukuran besar saja tidak menyukaiku. Kalau saja dia tidak bersedia, pasti tidak ada pria yang bersedia untuk bersamaku.Aku juga tidak peduli dengan harga diriku lagi. “Paman, kamu sudah datang juga, ayo kita main sekali. Aku mohon sama kamu! Aku benar-benar nggak tahan lagi.”Ketika melihat si pria tetap saja melangkah pergi, aku buru-buru menarik kaki celananya. Aku merangkak ke hadapannya dengan mengangkat tinggi bokongku dan menggeleng kepala, seperti seekor anjing betina yang minta untuk dipuaskan saja.Entah karena merasa luluh atau alasan lagi, si pria mencoba beberapa kali lagi. Hanya saja, pada akhirnya senjatanya malah langsung lemas.Sebelum pergi, pria itu berkata, “Meskipun kamu cantik se
อ่านเพิ่มเติม