Jenn melangkah pelan memasuki ruang tamu kediaman keluarga Ludrent bersama Thomas, Valerie, Javier, dan Jack sore itu. Suasana rumah itu begitu sunyi, seolah seluruh dinding menyerap suara. Di meja ruang tamu masih ada secangkir teh yang sudah dingin, pertanda bahwa seseorang baru saja duduk di sana tapi kehilangan niat untuk melanjutkan apa pun dalam hidupnya. Maria duduk di sudut ruangan, lututnya merapat ke dada, pandangannya kosong menatap lantai. Wajahnya pucat, matanya bengkak karena terlalu sering menangis. Sejak Ibu, kakek, dan neneknya dihukum, ia memilih mengurung diri, menolak makan dan berbicara. Jenn menarik napas dalam, menahan getaran di dadanya. Hubungan mereka memang dingin, karena tidak ada sedikitpun niat untuk dekat sebelumnya. Namun, melihat Maria dalam keadaan seperti itu, semua gengsi di dalam dirinya runtuh. Jenn perlahan mendekat, menunduk agar sejajar dengan pandangan Maria. “Maria…” panggilnya lembut, nyaris sep
Última atualização : 2025-11-06 Ler mais