Sisa badai spiritual telah reda. Kabut es perlahan memudar, dan cahaya senja kembali menelusup masuk ke celah-celah langit arena yang hancur sebagian. Dua sosok berdiri dalam diam. Xu Ming masih menggenggam pedang tembaganya dengan tangan kanan, meski napasnya berat dan tubuhnya terasa nyeri.Di seberangnya, Qi Yao perlahan bangkit dari lututnya. Bahu kirinya sedikit turun karena luka dalam, dan darah merah gelap masih menetes dari sudut bibirnya. Ia tidak berbicara segera. Hanya mengusap darah itu dengan punggung tangannya, lalu mengangkat tombaknya perlahan ke belakang punggung, menyarungkannya dengan satu gerakan yang tegas namun anggun.Lalu, dengan langkah pasti, ia berdiri tegak di hadapan Xu Ming. “Selamat, Xu Ming.”Suara Qi Yao masih mantap, meski sedikit serak. “Sekarang... dirimu adalah murid inti peringkat kedua.”Seketika, ia membungkuk dalam-dalam. Langkah Xu Ming refleks maju dua langkah, menahan tubuh Qi Yao sebelum
Last Updated : 2025-05-26 Read more