Jendela sisi penumpang perlahan turun. Wajah di balik kemudi membuat Marwa mendengus pelan."Kok kamu jemput sih, Yo? Aku bisa pulang sendiri, kok." Nada kesalnya tak bisa disembunyikan."Masuk dulu. Nanti kita mengobrol di jalan. Duduk di belakang ya, Wa. Najwa lagi sedih, kasihan dia sendirian," ujar Haryo sambil menekan tombol otomatis pembuka pintu.Marwa terdiam. Ternyata Haryo membawa Najwa. Ia kemudian mengangguk pelan."Oh… oke."Ia membuka pintu belakang. Namun begitu duduk, hatinya langsung mencelos. Najwa, bocah kecil yang biasanya riang itu, kini tengah menangis tersedu-sedu dengan wajah tertunduk."Halo, Wawa Sayang… Kok menangis, hm? Ada apa? Cerita dong sama Dokter," ucap Marwa lembut sambil menarik tubuh mungil itu ke dalam pelukannya.Alih-alih reda, tangis Najwa justru semakin keras. Tubuh kecilnya bergetar karena isakan, membuat Marwa menatap Haryo dengan khawatir."Yo… ada apa ini?" bisiknya.Haryo menghela napas panjang, menggenggam erat setir kemudi."Aku tidak t
Terakhir Diperbarui : 2025-05-25 Baca selengkapnya