All Chapters of Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor: Chapter 61 - Chapter 70

“Aku haus, Mas,” ujar Lea.Ia sangat terkejut dan untung saja Kenan tidak melihat saat tangan Lea mengambil botol obat, memasukkannya ke dalam saku piyama dan menutup laci dengan cepat. Kenan tersenyum, memutar tubuh Lea hingga berhadapan dengannya.Lea tersenyum manis dengan mata yang menatap penuh cinta. Kenan menjentik hidung Lea kemudian mendekatkan bibirnya dan memagutnya dengan rakus. Ingin rasanya Lea menolak, perutnya seketika mual saat harus berbagi saliva dengan suaminya. Namun, sebisa mungkin ia tidak mau membuat Kenan curiga.“Hmmppfftt … udah, Mas. Kita tidur, yuk!!”Tergesa Lea mendorong tubuh Kenan menjauh. Ia tidak mau meneruskan hal ini lebih jauh lagi. Untungnya kali ini Kenan menurut. Mereka berjalan beriringan menitih tangga menuju lantai dua tempat kamarnya berada. Tanpa mereka tahu, ada Lisa yang sedang sembunyi di belakang pilar.Ia merasa haus tadi dan ingin mengambil minum. Tidak disangka mala

“Lea!! Kamu gimana sih katanya mau ketemuan ama aku?” seru Ghea.Sore itu saat Lea hendak menutup toko, Ghea menghubunginya dan Lea sudah bisa menebak jika sahabatnya marah.“Maaf, Ghe. Mas Kenan tiba-tiba ngajak makan siang di luar.”“Tumben? Dalam rangka apa? Bukankah biasanya dia sibuk dengan Lisa.”Lea menarik napas panjang. Belakangan ini Ghea sangat sibuk, sehingga tidak tahu apa saja yang dialami Lea.“Panjang ceritanya, Ghe. Ntar kalau gak sibuk aku ceritain.”“Ya udah terserah kamu. Terus kapan kita ketemuan? Sekarang aku gak bisa, Lea.”Lea terdiam sejenak sambil mengetukkan jari di dagunya. Dia juga bingung mengatur waktunya. Apalagi Kenan terlihat sangat mengawasinya belakangan ini. Mengantar jemput termasuk juga mengajaknya makan siang di luar.Kenan sama sekali tidak mengizinkan Lea beraktivitas sendirian seperti dulu. Lea merasa terkekang kali ini.

“Pil aborsi?” gumam Lea.Seketika Lea terhenyak di kursinya. Matanya menatap kosong dengan wajah yang tiba-tiba suram.“Kenapa? Apa kamu sudah meminumnya?”Tidak ada jawaban dari Lea, tapi wanita cantik itu tampak bergumam lirih.“Jadi selama ini Mas Kenan mencoba membuat aku keguguran?”Ghea terperanjat mendengar ucapan Lea. “Apa maksudmu, Lea?”Lea menarik napas panjang. Ekspresi wajahnya seketika berubah. Ghea mengerutkan kening melihat perubahan signifikan sahabatnya.“Asal kamu tahu, Ghea. Setiap malam Mas Kenan selalu mencampurkan obat itu ke dalam susuku.”“APA!!” Mata Ghea hampir keluar saat mendengar ucapan Lea.Lea mengangguk. “Iya. Kamu tahu apa yang terjadi jika wanita hamil minum obat ini?”Ghea mengangguk.“Tentu, Lea. Efek obat itu sangat cepat, tidak butuh beberapa hari mungkin dalam hitungan jam perut

“Sayang … kamu gak papa, kan?” tanya Kenan.Wajahnya terlihat lesu, matanya menatap sendu dan penuh buliran bening di sana. Kenan sengaja naik pesawat paling pagi sehingga bisa datang siang itu ke rumah sakit. Sama seperti sebelumnya, Kenan menunjukkan kekhawatirannya saat melihat Lea sakit.“Aku udah gak papa kok, Mas.” Akhirnya Lea bersuara. Sengaja ia berakting pura-pura lemas, bahkan Lea terpaksa meminta tolong Ghea bekerja sama dengannya untuk memasang infus di tangannya.“Maafkan aku, Sayang. Aku benar-benar sibuk kemarin jadi tidak membaca pesanmu.”Meski Kenan mengatakannya dengan suara nan lembut dan sarat kekhawatiran. Namun, Lea yakin dia sedang berbohong.‘Ya … kamu sibuk beradu skill dengan Lisa di atas ranjang.’“Lea keguguran, Kenan,” sahut Ghea yang sedari tadi diam.Kenan tampak terkejut dan menatap Lea beberapa kali sambil mengerjapkan mata. Le

Tengah malam Lea terjaga dan melihat sisi tempat Kenan terbaring sebelumnya sudah kosong. Lea bangkit duduk bersandar di kepala ranjang sambil menghela napas panjang. Tidak malam ini saja suaminya menghilang saat ia terlelap.Sejak Lisa keguguran, Kenan semakin memanjakannya. Bahkan setiap malam Kenan tidak pernah absen menemaninya tidur. Awalnya Lea mengabaikannya, tapi malam ini dia kesal sekali.Lea menyibak selimut, gegas bangkit kemudian berjalan ke arah pintu dan mengunci pintunya. Biasanya Kenan akan kembali saat menjelang pagi. Kini Lea penasaran apa alasan suaminya saat tahu dia tidak bisa masuk kamar.“Gak sabar aku menunggu pagi,” gumam Lea.Ia sudah kembali masuk ke dalam selimut dan terlelap. Pukul tiga pagi saat Kenan berjalan dengan muka bantal menuju kamarnya. Beberapa kali ia menguap sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Hampir dua bulan usai Lisa keguguran, semalam adalah malam pertama Kenan melakukan interaksi