Rosa memoles bibirnya dengan lipstik warna cokelat kemerahan yang memberi kesan alami namun tegas. Di bawah langit yang belum lama berganti malam, mobil melaju tenang membawa Rosa dan beberapa staf menuju Grand Aurora.“Jatuh cinta memang indah, ya,” gumam Larasati di jok samping. Bibirnya melengkung nakal. “Seandainya permintaan ini bukan dari suamimu, aku yakin kau sudah mengamuk ke pimpinan karena diberi pekerjaan mendadak begini. Bahkan setelah seharian syuting, wajahmu terlalu cerah untuk dibilang lelah.”“Jangan mengejekku,” dengus Rosa, menatap pantulan dirinya di kaca jendela.“Siapa yang mengejek? Aku bisa mengerti. Ini demi suami tercinta. Jadi, ini bukan pekerjaan, tapi pelayanan. Bakti pada suami,” Larasati tertawa, tawanya mengisi kabin mobil dengan riang yang sedikit berlebihan.Rosa mengembuskan napas, bersikap seakan-akan ia kesal. Padahal, jauh di dalam hati, ia tak sepenuhnya menyangkal ucapan Larasati. Tapi benarkah ini demi Geral?Mungkin, iya. Mungkin, juga tidak.
Last Updated : 2025-08-12 Read more