Semua Bab Diam-diam Menikahi Bos Besar: Bab 191 - Bab 200

Saat dia melihat bahwa laki-laki yang ada di belakangnya itu benar-benar Aaron, sorot matanya seketika menjadi tegang dan dia langsung mengepalkan kedua tangannya. Raut wajah terkejut Nyonya Mahendra dilihat oleh semua orang. Nyonya Mahendra lalu berpikir, kalau tidak salah Aaron ini baru saja kembali kemari tidak lama ini, Keluarga Widjaja dan Keluarga Sanjaya tidak dekat jadi seharusnya dia tidak kenal dengan Keluarga Sanjaya, kan? Atau... dia datang untuk mencari suaminya? Tuan Mahendra seketika terlihat terkejut dan panik. Aaron mengganti sepatunya lalu berjalan memasuki ruang tamu. Dia melihat ke arah koran yang terbuka di atas meja, dia mengangkat alisnya. "Halo Kakek Sanjaya." Dia memberi salam kepada Kakek Sanjaya yang duduk di atas meja. Tuan Mahendra dengan cepat memperkenalkan Aaron, "Paman, ini adalah Aaron, dia adalah anak dari kakak laki-lakiku. Dia baru kembali dari negara Y tidak lama ini." "Pangeran pertama Keluarga Widjaja?" Kakek Sanjaya menganggukkan k

"Tidak mungkin!" Rania langsung membantahnya, "Aku baru pulang 3 hari yang lalu, hanya dengan sebuah foto tidak mungkin mereka tahu aku anak wakil komisaris Sanjaya."Harun Sanjaya langsung membelalakkan matanya ke arah Rania."Cepat usir para wartawan itu!" Kakek Sanjaya terdengar tidak sabaran, setelah semua yang terjadi hari ini akhirnya tubuhnya yang baru sembuh itu tidak kuat lagi.Sinta kemudian memanggil pelayan untuk membawa Kakek Sanjaya kembali ke kamarnya dan istirahat.Suasana di ruang tamu menjadi sangat hening tapi suara di luar terdengar semakin ribut dan semakin lama terdengar semakin keras.Tidak lama kemudian seorang pelayan perempuan yang tadi pergi kembali lagi untuk memberikan laporan, "Bagaimana ini? Para wartawan itu tidak mau pergi."Harun Sanjaya merasa pusing mengatasi hal ini.Harun Sanjaya berkata dalam hati, 'Komisaris biro radio, film dan televisi akan pensiun akhir tahun ini jadi kesempatanku untuk dipromosikan sangat besar. Jika berita buruk tentang ana

Aaron mengulurkan satu tangannya yang besar lalu menepuk-nepuk punggung Rania dengan pelan, "Pelan-pelan, tidak perlu terburu-buru."Dia mengatakan itu dengan sangat lembut membuat Rania mulai memuji sikap Aaron yang pengertian dan baik, tapi satu detik kemudian..."Kelak kalau ada waktu aku akan membiarkanmu untuk melihat wajahku secara perlahan dan sepuasmu."Rania seketika langsung memalingkan pandangannya, dia menolehkan kepalanya dan melihat ke luar jendela, "Sekarang kita mau pergi kemana?""Pulang ke rumah Keluarga Widjaja.""Apa?!" Rania yang terkejut langsung menolehkan kepalanya dan melihat ke arah Aaron.Rania terperanjat, 'Cepat sekali... Apa mau langsung bertemu dengan papa dan mama mertua?'Aaron tidak bisa menahan diri untuk menggodanya, "Rania merasa malu? Hm?""Malu apanya, hm!""Kakek dan nenekku orang yang baik." Aaron seolah sedang menenangkan Rania, "Mereka sejak dulu ingin aku untuk segera menikah."Rania kemudian tidak bisa menahan diri dan bertanya, "Umur berap

"Aku tidak bicara omong kosong, ini, lihat, kepalaku ini terluka karena dirinya!"Nyonya besar Widjaja mengerutkan alisnya dan terlihat sangat tidak percaya dengan perkataan Kimy, karena bagaimanapun Kimy adalah laki-laki setinggi 180 cm sedangkan Rania adalah perempuan bertubuh kecil, jadi baginya tidak masuk akal Rania bisa melukai kepala Kimy!Rania saat itu baru tahu, 'Ternyata dia itu laki-laki di bar malam itu?'Saat itu Rania minum banyak karena suasana hatinya sedang buruk dan Mirna pernah mengatakan kepadanya saat dia mabuk maka dia seperti berubah menjadi orang lain, tenaganya akan menjadi sangat kuat, bahkan laki-laki biasa tidak bisa menahannya.Saat Rania sedang berpikir..."Kamu kira nenek masih tidak tahu sifatmu?" Nyonya besar Widjaja mengendus dingin, "Saat kamu melihat perempuan cantik kamu langsung mesum dan mau mempermainkannya, tahu rasa kamu dipukul. Masih bagus tongkat kecilmu tidak ditendang!"Rania tidak bisa menahan diri, dia menundukkan kepalanya dan tertawa

Dirinya yang terancam untuk dicampakkan dan Rania malah akan menikah dengan keluarga Widjaja. Amelia benar-benar tidak terima!Dia tidak akan membiarkan semua itu terjadi.Di tempat lain, kantor catatan sipil kota X.Rania duduk di kursi panjang lobi sambil menggoyang-goyangkan kedua kakinya yang kecil dan putih itu karena merasa sangat bosan.Dia menolehkan kepalanya dan melihat Aaron yang sedang menelpon seseorang di luar.Dia memasukkan satu tangannya ke dalam kantong celananya, dan tangannya yang lain memegang handphone. Karena dia mengangkat tangannya, otot di tangannya terlihat sangat jelas, kemeja yang dia kenakan sangat bersih dan celananya terlihat sangat licin seperti biasanya.Sorot matanya terlihat fokus, wajahnya terlihat tenang dan garis wajahnya yang tajam membuatnya terlihat sempurna…Jika dibandingkan dengan orang-orang yang ada disekitarnya, dia terlihat seperti pebisnis yang dewasa dan tertutup, tapi dia adalah laki-laki yang akan menikah dengan perempuan yang baru