Semua Bab Diam-diam Menikahi Bos Besar: Bab 181 - Bab 190

Kakek Sanjaya meletakkan kartu bank itu di tangan Rania, kemudian berkata, "Besok kamu pergi dengan Paman Sam ke dealer mobil, pilihlah mobil yang kamu sukai. Karena sekarang belum mulai kuliah, manfaatkan waktu yang kamu miliki untuk mengikuti kelas mengemudi untuk mendapatkan surat izin mengemudi. Anggap ini sebagai hadiah ulang tahunmu yang ke-20."Sinta seketika mengerutkan alisnya.'Amelia tidak lama ini juga baru melewati ulang tahun ke-18-nya, masa menjadi orang dewasa hanya satu kali tapi dia sama sekali tidak menunjukkan sikap khusus. Walaupun dia marah karena masalah Rangga, tapi perbedaan sikapnya sangat terlihat jelas.'"Terima kasih Kek, karena Kakek sudah mengingat ulang tahunku." Rania tersenyum dan setelah selesai mengatakan itu dia melihat Amelia dari ujung matanya.Sesuai dugaannya, raut wajah Amelia terlihat sangat buruk.Harun Sanjaya dengan tidak senang berkata, "Pa, dia masih kecil, hal seperti membeli mobil itu…”"Cukup." Kakek Sanjaya dengan tidak sabaran memot

Entah kenapa, setiap kali dia melihat Aaron, Kimy selalu memiliki perasaan tegang di dalam hatinya.Dia tahu bahwa dirinya pengecut, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa akan perasaannya itu. Terakhir kali saat Aaron menjemputnya di kantor polisi, Aaron hampir saja mematahkan tangannya…Selain itu, Aaron juga lebih tua darinya 7 tahun. Saat dia baru saja mulai beranjak dewasa, Aaron sudah ke luar negeri dan saat kembali dia langsung bergabung dengan Widjaja Group. Dia bahkan juga mendengar bagaimana kejamnya Aaron saat bekerja dan membuat beberapa pamannya merasa kesulitan.Selain itu dia juga tahu bahwa tuan besar Widjaja sangat menganggap penting Aaron, sedangkan nyonya besar Widjaja sangat menyayangi Aaron. Tapi sikapnya yang dingin kepada semua orang, bahkan kepada orang yang lebih tua sekalipun, itu membuat orang lain tidak bisa memprediksi pikirannya.Karena itu Kimy merasa bahwa dia tidak boleh bermain-main dengan Aaron!Walaupun dia merasa tidak senang tapi dia tetap bersikap s

Di kota ini, Keluarga Harmoko memonopoli bisnis hiburan, baru saja Mirna menerima telepon Rio di depan semua orang hingga hanya dalam waktu beberapa menit tiba-tiba begitu banyak petugas polisi datang kemari. Tentu saja semua orang tahu bahwa Rio yang memanggil para petugas polisi ini.Manajer Gui Di berkata dalam hati, 'Aku bukannya tidak pernah mendengar bagaimana sifat tuan putri Keluarga Harmoko itu, hanya saja aku tidak menyangka bahwa Rio itu ternyata jauh lebih parah daripadanya. Dia begitu memanjakan istrinya hingga akal sehatnya hilang, dia bahkan benar-benar memanggil polisi untuk datang kemari.'Saat ini semua orang berlari mengelilingi mereka seperti sedang melihat pertunjukan. Walaupun para petugas polisi dan para penjaga menahan mereka, tapi orang-orang itu tetap saja bergosip dan raut wajah mereka semua terlihat antusias seperti sedang merayakan tahun baru.Bagaimanapun mereka berada di 1 lingkaran yang sama, jadi melihat gosip dari lingkaran mereka sendiri membuat mere

"Aku ada urusan mendesak, aku harus pulang sekarang, nanti aku akan menelponmu." Rania terburu-buru merapikan pakaiannya lalu membawa tasnya dan langsung pergi.Saat tiba di rumah Keluarga Sanjaya, hari sudah siang.Saat masuk melewati pintu gerbang, dia langsung melihat dua buah mobil mewah yang terparkir di halaman, dia juga mendengar suara tertawa dari dalam vila.Rania bertanya-tanya, 'Ada tamu?'Saat baru saja masuk ke dalam vila dan mengganti sepatunya, dia langsung mendengar suara Kakek Sanjaya, "Apa itu Rania yang pulang?""Rania dari mana? Kenapa dia datang dari luar?"Rania menerka dalam hati, 'Sepertinya itu suara Bibi Salma.'Rania berjalan masuk ke dalam ruang tamu dan melihat ke dalam.Tidak hanya Salma, tapi suaminya Revan juga ada, bahkan Rangga dan kedua orang tuanya juga ada di sana.Rania mencibir dalam hati, 'Hm! Sebuah kebetulan yang lucu, aku tidak pulang semalaman dan saat baru pulang mereka ada di sini.'Harun Sanjaya dengan raut wajah yang sangat tidak senang

Kedua orang tua Rangga sangat terkejut mendengar itu.Sinta yang sejak tadi tenang juga sangat terkejut. Dia melihat wajah Amelia yang hanya duduk dengan wajah pucat yang tertegun."Rangga, jangan mengatakan hal seperti ini sembarangan. Amelia...""Bibi." Rangga memotong perkataan Sinta, "Aku sudah pernah mengatakan hal ini pada Amelia, dia sudah mengetahuinya. Kedatanganku hari ini adalah ingin mengatakan hal ini secara jelas di depan semua orang.""Omong kosong!" Harun Sanjaya tidak bisa menahan diri lagi. Dia dengan marah menunjuk ke arah Rangga, "Kamu anggap apa Amelia itu? Kamu anggap apa Keluarga Sanjaya? Tidak cukup untukmu melukai satu orang dan sekarang kamu mau membatalkan pertunangan?!"Sinta kemudian juga berkata, "Rangga, Amelia masih kecil, banyak hal yang tidak dia ketahui, dia tidak tahu apa itu toleransi...""Ini tidak ada hubungannya dengan hal itu." Rangga kembali memotong perkataan Sinta dengan suara dingin, "Aku hanya merasa tidak cocok dengannya.""Lalu kamu coco