"Ngapain dia?!" sentak lelaki bernama Ibram itu saat menunjuk Awan yang mendekati mobilnya. "Seperti biasa, Bos. Dia pasti mau jadi pahlawan kesiangan lagi. Dasar kurang kerjaan," sahut Max yang duduk di samping Senja. "Berulang kali kucoba lenyapkan, tapi masih saja muncul," desis Ibram. Wajahnya menegang menahan amarah yang nyaris membuncah. Sebenarnya, Ibram dan Awan pernah sekolah di tempat yang sama. Mereka satu angkatan, hanya saja Awan sukses menjadi primadona dan selalu juara, sementara Ibram justru dikeluarkan dari sekolah karena sering tawuran, minum minuman keras dan berjudi. Kehidupan keduanya semakin berbeda saat Awan semakin sukses dan mapan, mampu membeli mobil, tanah dan rumah di kota yang kini dikontrakkannya, sementara Ibram semakin suram karena hanya mampu membuat onar dan was-was warga kampungnya. Awan mengetuk kaca jendela. Dia tahu persis jika Senja berada di mobil itu karena sejak tadi memang membuntutinya. "Ada apa?! Minggirin motor Lo, atau gue tabrak se
Last Updated : 2025-06-04 Read more