"Kamu baru saja berpisah dengan Mas Adi, Bel. Nggak patut jalan dengan lelaki lain saat masa iddahmu belum selesai," lirih Senja berusaha agar tak terdengar oleh pengunjung lain, termasuk Gilang yang kini masih ngobrol dengan Langit. "Apa kamu sengaja bertemu di sini agar nggak ada yang tahu? Kamu nggak kasihan sama bapak dan ibu?" Senja kembali mengingatkan, berharap adik satu-satunya itu kembali ke jalan yang benar. "Kamu bisa jalan dengan siapapun setelah iddahmu usai, Bel. Kamu--"Stop, Mbak! Jangan pernah campuri urusanku. Mau aku jalan sama si B, si B atau si Z sekalipun itu bukan urusanmu! Urus saja suamimu itu. Dia juga banyak masalah kan? Ngapain ribet mengurusi masalahku. Aku sudah dewasa dan tahu apa yang harus kulakukan untuk masa depanku sendiri. So, jangan berlagak paling peduli dan paling bijak! Aku jijik melihatnya. Paham?!" sentak Abel dengan volume sedang, tapi tetap saja ada beberapa pengunjung cafe yang mendengar dan menoleh ke arah mereka. "Aku memang peduli sa
Last Updated : 2025-06-09 Read more