"Bu, aku mau makan nasi pecel." Susan menoleh seketika saat mendengar permintaan anak kesayangannya dari depan kamar. Abel, nyaris sebulan belakangan sudah tak pernah kambuh lagi. Susan begitu bersyukur dan berharap jika anaknya benar-benar mau menerima takdirNya saat ini. "Iya, Bel. Kita beli di depan gang depan mau? Biasanya Bi Sri jualan di sana kalau hari minggu begini." Susan membalas dengan senyum tipis. "Mau, Bu. Sekalian jalan-jalan lihat dunia luar." "Iya, Sayang. Kalau kamu mau jalan-jalan, Mbak Senja mau antar kok. Kamu tinggal bilang saja kapan maunya." "Dia hamil besar, Bu. Kasihan kalau lahiran di jalan."Susan shock mendengar jawaban Abel. Tumben sekali dia memperhatikan tentang kakaknya itu. Biasanya, dia tak pernah peduli bahkan mungkin bisa dibilang sangat senang jika melihat Senja menderita. "MasyaAllah, akhirnya kamu ... ibu bangga memilikimu, Sayang." Susan mengusap pelan puncak kepala Abel lalu tersenyum tipis meski kedua matanya berkaca-kaca. Susan merasa
Terakhir Diperbarui : 2025-07-11 Baca selengkapnya