Suara langkah kaki Ririn dengan sepatu haknya terdengar mantap di koridor Pengadilan Agama pagi ini. Jantungnya berdebar tak karuan. Bukan karena takut, tapi karena dia khawatir suaminya drama lagi. Di saat dia sudah siap mengakhiri semuanya, Ririn berharap Rama juga tak menghalangi langkahnya. Berharap semua berjalan lancar sesuai ekspektasinya. Di belakangnya, terdengar suara yang sudah tak asing lagi memanggil. Ririn menghela napas panjang. Jengah, malas dan muak, tapi dia berusaha mengontrol emosinya di tempat umum seperti ini. Jangan sampai gara-gara emosi, Rama kembali mempersulit gugatannya. "Rin! Tunggu dulu, Rin!" Rama mengejar langkah istrinya. Ririn menghentikan langkah lalu melipat tangan ke dada. Dia menoleh dengan tatapan setajam silet. Rama berjalan cepat menghampiri, wajahnya penuh senyum yang dipaksakan. Ririn tahu itu. Dia sudah cukup hafal bagaimana karakter suaminya. "Kamu cantik banget hari ini. Aku kangen, Rin," katanya, mencoba meraih tangan Ririn yang berse
Terakhir Diperbarui : 2025-09-10 Baca selengkapnya