Suara hujan deras mengguyur. Angin berdesir membawa aroma aspal basah. Rama berdiri di samping mobilnya, wajahnya tegang, rahangnya mengeras. Di depannya, Sonia datang dengan payung transparan dan wajah penuh emosi.Tubuhnya terbungkus jaket kulit hitam, mata merah bekas menangis, namun bibirnya tetap menantang. Mereka bertemu di ujung gang, tak jauh dari kontrakan Sonia. "Kenapa sih kamu susah banget dihubungi, Mas?" Suara Sonia bergetar, tapi tajam. "Aku udah telpon berkali-kali! Aku hamil, kamu ngerti nggak?!" sentaknya lagi. Rama mendengkus kasar, "Kamu datang malam-malam cuma buat ngomong itu lagi? Aku udah bilang, Sonia. Itu bukan anakku!" tukas Rama. Sonia menatapnya dengan pandangan tak percaya. "Apa maksud kamu? Kamu pikir aku tidur sama siapa selain kamu, hah?!" sentak Sonia lagi. Dia benar-benar tak terima.Rama melangkah maju, menatapnya dingin. "Kita udah putus lebih dari tiga bulan sebelum kamu bilang hamil. Dan kamu tahu, waktu itu aku bahkan nggak lagi ke kontrak
Last Updated : 2025-10-17 Read more