All Chapters of Noda Dalam Semalam: Chapter 21 - Chapter 30

Seruni menatap baju di almarinya yang terbuka dengan putus asa. Dia sama sekali tidak punya baju yang pantas untuk pesta. Apalagi pesta kalangan atas yang tentu akan menjadi ajang pamer. Salahnya yang tidak mengindahkan ajakan Tita untuk berbelanja baju. Sekarang sudah pukul lima sore dan pesta akan dimulai jam delapan malam, tidak ada waktu jika dia harus ke mall terlebih dahulu. Ketukan pintu membuat Seruni menutup pintu almarinya. Dia tidak ingin siapapun di luar melihat koleksi bajunya yang menyedihkan. "Ada apa?" tanya Seruni. Wanita itu berusaha mengingat wanita di depannya, bukan para asisten rumah tangga yang biasa dia temui. "Saya diminta merias dan mendandani nyonya," kata wanita itu sambil menunjukkan kotak peralatan di tangannya. "Apa suami saya yang minta?" tanya Seruni. Wanita itu hanya tersen

Jagat memang tidak membunuh orang yang menghina Rira malam itu, tapi hampir membunuh istrinya. Tubuh Seruni serasa remuk. Jagat seperti melampiaskan semua amarah dan rasa frustasi padanya. Sebagai seorang istri tentu saja Seruni tahu cepat atau lambat Jagat akan meminta haknya di atas ranjang, meski selama ini laki-laki itu terlihat sangat alergi berdekatan dengannya. “Apa perutmu sakit?” Seruni tak mengalihkan pandagannya dari langit-langit kamar, tangannya mencengkeram erat selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos. “Kamu baik-baik saja?” usapan di kepalanya membuatnya menoleh. “Iya,” jawabnya pelan, dia tidak ingin tangisnya pecah begitu membuka mulut. “Maafkan aku,” kata laki-laki itu pelan lalu beranjak bangun dan mengenakan pakaiannya kembali. “Aku akan keluar aku tidak mau menyakitimu jika tetap di sini.” Seruni tak menjawab tapi bunyi pintu kamar yang terbuka lalu tertutup lagi membuatnya yakin dia sekarang sendiri lagi, setelah apa yang terjadi malam ini.

Seruni merapikan selimut yang digunakan oleh Jagat. Meski laki-laki itu sudah menyakitinya demikian brutal, seruni tak bisa diam saja saat laki-laki itu menggigil karena demam yang tinggi. Beberapa kali terdengar igauan yang tak jelas keluar dari mulutnya. Parahnya Jagat menolak ke rumah sakit, hanya dokter keluarga yang tadi sempat dipanggil dan memberikan obat penurun demam tapi sudah dua jam minum obat itu demam Jagat tak juga turun, membuat Seruni khawatir. Laki-laki itu baru saja pulang, saat malam menjelang itupun setelah Arsen mencarinya ke sana kemari. Laki-laki itu terlihat sangat khawatir dengan sang adik membuat Seruni makin mengutuk Rira dalam hati, wanita itu telah membuat dua saudara yang saling menyayangi terpecah. Dan parahnya lagi kenapa keduanya begitu bodoh bisa terjebak dengan wanita serakah seperti Rira. Seruni membenci Rira. Bukan karena wanita itu sudah mempermalukannya dan merebut perhatian suaminya

“Ya kalau dia nggak mau pergi sama aku saja, jangan kegedean gengsi, Run, kamu berhak atas uang suamimu.” Seruni langsung cemberut mendengar omongan Tita. Dia memang sengaja menghubungi sahabatnya itu di alun-alun kota yang jaraknya tak jauh dari rumah sakit tempat Jagat dirawat. Suasana alun-alun yang asri dan banyaknya pedagang yang menawarkan berbagai makanan, memang menjadi pilihan tepat untuk Seruni. Perutnya lapar dan dia butuh makan dari pada mendengarnya perkataan Jagat yang berpotensi membuatnya makin sakit hati. Setidaknya sampai sekarang makanan terbukti menjadi obat yang sangat mujarab saat dia ingin melarikan diri dari kenyataan hidupnya yang sulit. Dan juga makanan tidak pernah menyakiti hatinya. “Bukan gengsi tapi harga diri sudah ditolak masak aku maksa, lagi pula kita sudah nabung lama untuk liburan kali ini.” “Ckk kalau ada yang gratis kenapa harus bayar sih, itu hak kamu jangan sampai uang suamimu digunak

“Apa kakak tidak bisa memikirkannya lagi, dia sangat sedih karena tidak jadi berangkat,” protes Jagat pada sang kakak. “Memikirkan apa?” tanya Arsen sambil menikmati teh yang baru saja disuguhkan oleh seorang asisten rumah tangganya. “Soal liburan itu, atau aku bisa memberikan uang untuk-“ “Apa Seruni tahu kamu berniat seperti itu?” tanya Arsen dengan tatapan tajam menusuk pada sang adik membuat apapun yang akan diucapkan Jagat hanya mampu tersangkut di tenggorokan. Setelah kejadian kemarin memang Arsen langsung meminta Rira untuk pulang menggunakan taksi sedangkan laki-laki itu mengantar adik dan iparnya pulang ke rumah mereka. Semula Jagat protes karena Arsen terkesan tidak peduli pada Rira apalagi setelah membatalkan liburan yang sangat diinginkan wanita itu. Akan tetapi Arsen selalu punya cara untuk membungkam adiknya. “Kamu sakit dan istrimu sedang hami sedangkan Rira masih sehat dan tak kekurangan uang untuk naik taksi, dia bisa ke sini tanpa aku jemput jadi pulangnya juga