Karena Alvano tidak masuk kamar juga, Isvara memutuskan menyusul ke ruang kerja. Isvara berdiri di ambang pintu ruang kerja Alvano. Dia sudah berganti gaun tidur tipis, rambut dikuncir seadanya, beberapa helai jatuh menutupi pipi. Dari sana, matanya terpaku pada Alvano yang sibuk di depan laptop. Malam ini suaminya tampak berbeda, dengan kacamata dan rambut sedikit acak, memberi kesan santai, dan anehnya, justru jauh lebih memikat. “Van … ayo tidur. Bajumu udah aku masukin koper semua,” panggil Isvara pelan. Alvano menoleh sebentar, tatapannya melunak sebelum kembali ke layar. “Tunggu bentar, Ra. Ini tinggal sedikit lagi.” Isvara mengembungkan pipi. Dengan langkah ringan dia mendekat, lalu menunduk, merangkul leher Alvano dari belakang. “Kamu tumben pakai kacamata.” “Kalau kelamaan lihat layar, biasa aku pakai,” jawab Alvano tanpa berpaling. Isvara mencibir kecil, nyaris senyum. “Baru kali ini aku lihat. Ganteng banget lagi ...” Alvano hanya tertawa pelan, mengecup punggung ta
Terakhir Diperbarui : 2025-07-07 Baca selengkapnya