Wirya berpindah tempat, duduk di bangku kayu, tangannya gemetar. “Dengar, Tuan Putri. Apa kau tahu bagaimana bayi tercipta?” Kirani menggeleng, pipinya merah merona. “Aku tahu... bayi yang lahir di Wanawaron adalah pemberian dari Dewa melalui ritual persembahan, sebagai bentuk anugerah kepada kami.”“Bukan begitu,” Wirya menarik napas dalam. “Ada... proses antara pria dan wanita—” “Apa seperti lebah dan bunga?” Kirani menyela, matanya berbinar. “Aku pernah membacanya di sebuah buku! Lebah jantan membawa serbuk sari ke putik!”Wirya tertarik dalam pusaran dilema, menodai kepolosan Dewi Kirani yang rasanya seperti membunuh burung kolibri. Tapi ancaman Ratu Arunya begitu nyata.“Maafkan aku,” gumamnya dalam hati sebelum berbicara. “Ya, seperti lebah dan bunga,” ia berbohong, mulutnya kering. “Tapi... kita harus lepas pakaian agar serbuk sari bisa berpindah.” Dewi Kirani mengernyit. “Kenapa? Bukannya lebah masih pakai sayap, tidak telanjang...” “Karena... ini ritual khusus ma
Last Updated : 2025-05-29 Read more