Bagas mengernyit, menatap nomor tak dikenal yang hadir di layar ponselnya.“Siapa, Mas?” potong Nilna. Mencondongkan kepala ke arah Bagas, ikut menatap layar ponsel. “Nggak tahu, Dek. Ini mau Mas angkat,” sambung Bagas, menggeser ikon berwarna hijau. “Assalamualaikum, hallo!” sapanya cepat.“Wa'alaikumussalam, Kak Bagas!” Suara seorang wanita yang terasa familiar menusuk telinga Bagas. Ketika itu, ponsel refleks ia jauhkan.Nilna menganggukkan wajah sekali, sebagai isyarat bertanya: siapa yang telepon?“Ini, Qaila?” desis Bagas, dengan wajah yang tertunduk. Hatinya berteriak, memohon dugaannya tidaklah benar.“Iya, Kak. Maaf, ya. Sebelumnya, aku mau ngomong, kalau orang tuaku berminat untuk mengajukan kerja sama perusahaan dengan Kakak!”“Apa?” Bagas tercengang, sementara rahangnya mengetat karena Qaila bisa mengetahui nomor pribadinya. Nada bicaranya sedikit meninggi saat melanjutkan ucapan yang berbunyi, “Kenapa Anda bisa menghubungi saya melalui nomor pribadi?” Bagas benar-benar
Last Updated : 2025-08-29 Read more