Share

Bab 85. Memeluk Perisai

Penulis: Dwi Maula
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-20 18:10:35

Tanpa Nilna sadari, Qaila menoleh ke arahnya. Dengan senyum hangat yang tak pernah pudar untuk tersungging di bibirnya. “Adek Nilna, aku kagum banget,” ucapnya antusias, tetapi entah mengapa, nada bicaranya malah terdengar manja di telinga Nilna.

Nilna pun refleks segera menoleh, menyambut senyum itu dengan ekspresi setenang mungkin. Meski ada denyut kecil yang merambat di pelipisnya.

“Ide soal edukasi ke target pasar itu bagus dan masuk akal banget.” Qaila memandang Nilna seolah tanpa berkedip. Seolah tanpa jeda, dokter muda itu menyorot Nilna terlalu lama, seperti ingin mengikat.

Tubuhnya yang ramping terlihat condong ke depan. Sementara jemarinya yang panjang dan lentik meraba-raba pena di atas meja, tapi tak benar-benar menggenggamnya.

“Kalau ada kesempatan, aku ingin berdiskusi lebih lanjut sama kamu. Mungkin di luar forum ini, biar lebih nyaman dan leluasa.”

Nada bicaranya selalu terdengar tulus, hampir tak ada celah, dan tanpa tendensi. Naas, justru itulah yang membuat hati N
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i   Bab 125. Crush!

    Nilna tertawa cekikikan, memandang Asna yang mencebik sambil ngedumel, “Peduli sih peduli, tapi, kok … nggak tulus.”Tawa Nilna semakin menjadi, matanya hampir tenggelam oleh kelopak mata yang menyipit. Ia terengah-engah saat memaksakan untuk berhenti tertawa dan berkata, “Tahu apa kamu soal tulus? Zaman sekarang, mana ada yang peduli dengan hal itu? Yang penting ‘kan bikin semua pihak untung, beres, deh!” “Yah, aku memang nggak terlalu mengerti tentang tulus. Aku ini ‘kan anak baik yang selalu fokus sama belajar. Nggak bucin kayak kamu. Meski … yah, hasilnya malah kalah sama tukang bucin!” cibir Asna.Nilna merasa sedikit mengena dengan ucapan Asna. Namun, Nilna ‘kan bucin kepada suami sendiri. Itu sama sekali tak ada yang salah, ‘kan? Wanita itu membulatkan matanya, ingin mendebat Asna hingga tuntas. Namun, lagi-lagi Nilna kalah cepat, suara lantang Asna lebih dulu menguasai, “Satu lagi, tadi kamu bilang zaman sekarang cuma peduli untung. Miris, ya. Padahal, ternyata kamu adalah

  • Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i   Bab 124. Peduli

    Bab 124. PeduliBagas mendekatkan mulut ke telinga Nilna, persis seperti seorang detektif yang merencanakan misi rahasia.Nilna malah meringis geli, menjauhkan telinga dari sana, lalu mengusap-usapnya.“Gimana, dengar, nggak?” tanya Bagas dengan ekspresi datar.“Nggak.” Nilna menggeleng dengan wajah bingung. “Tadi aku belum dengar apa-apa, malah geli karena kayak kena tiup,” sambungnya polos.Bagas malah tergelak, lalu mengaku, “Aku memang belum bicara apa-apa tadi. Hanya ngembusin napas saja.”Nilna menyodok bahu Bagas dengan kesal. “Yang serius, dong!”Bagas kembali terbahak-bahak, dengan Nilna yang masih merengut.“Iya, iya!” Pria itu tak lagi berbisik, malah mengungkapkan rencananya dengan suara yang tenang dan jelas.….“Asna, apa kamu nggak ingin menikah kayak aku?” desak Nilna buru-buru, saat Asna kembali ke kursinya begitu selesai memesan menu makan siang di kantin kampus.“Apa?!” Karena kaget, tubuh Asna hampir terhuyung ke bawah. Kursi tempatnya duduk pun nyaris kabur karena

  • Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i   Bab 123. Strategi

    “Apa?! Nilna benaran sudah hamil, Nduk?” Air mata haru tak terbendung lagi, mengalir dengan deras di pipi putih Bu Mahya. Wanita berkerudung rabbani itu menatap Bagas dengan tatapan nyaris tak percaya. Ketika sorot matanya bertemu dengan tatapan Nilna, ada setitik hal asing yang belum ia mengerti.Mata Nilna mengerling lembut, basah oleh embun air mata yang siap terjun bebas. Ia hanya bungkam, tak kuasa harus berkata apa lagi. Semua orang begitu bahagia dengan kehadiran janin di perutnya. Namun, mengapa hawa dingin di hati kecilnya masih terasa?Sementara itu, Bagas membalas tatapan ibu mertuanya. Sorot matanya yang hitam begitu dalam saat berkata, “Iya, Bu. Alhamdulillah. Kedatangan kami ke sini memang untuk berbagi kabar bahagia itu.”Pak Ahkam ikut menyambung dengan penuh perhatian, “Waah, Bapak juga ikut senang banget ini. Jadi, berapa usia kandungan Nilna sekarang?”“Di minggu ini, menginjak minggu kelima, Pak,” jawab Bagas.Pak Ahkam manggut-manggut, lalu saling melempar pandan

  • Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i   Bab 122. Brilian

    Asna melotot tajam dengan perasaan tak terima, sementara Dafa malah tersenyum misterius, memandang dua wanita itu secara bergantian.Keributan pun terhenti begitu bel pertanda ujian dimulai berbunyi. Seluruh mahasiswa menghambur ke posisi duduk masing-masing, menenangkan diri untuk menyongsong materi yang diujikan.….“Dek, bagaimana kuliahmu tadi?” Suara pelan Bagas terdengar halus, seperti selimut bulu yang menenangkan tubuh.Di jok sampingnya, Nilna menjawab lirih, “Alhamdulillah, Mas. Ujiannya sangat menantang, tapi masih bisa aku selesaikan.” Nilna menoleh sejenak, melempar senyum tipis ke arah Bagas.“Oh, ya? Bagus, dong!” Bagas tampak antusias. Sembari menyetir, ia memyempatkan diri untuk mengulurkan tangan kiri, mengusap-usap kepala Nilna dengan penuh kasih.Dilihat dari cara merespon dan senyum Nilna yang ringan, Bagas merasa lega dan bersyukur. Sepertinya, Nilna dalam suasana hati yang baik.“Ya, Mas.” Mata Nilna berkilat, memancarkan kebahagiaan Bagas yang beberapa waktu in

  • Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i   Bab 121. Jadian

    “Apa!!?” Gebrakan serupa guntur menanggalkan senyuman Dafa. Pemuda itu nyaris ambruk di tempat, sementara otaknya tiba-tiba seperti berhenti berfungsi beberapa detik. Asna yang sadar telah melakukan kesalahan fatal sontak membungkam mulutnya, dengan dua bola mata yang membulat lebar. Di tengah kacau itu, Nilna hanya bisa meringis dengan perasaan campur aduk. Ia lantas tak kuat lagi dan melarikan diri, ingin menghilang dari tempat itu sekarang juga. Sementara itu, Dafa dan Asna kompak menyorot sosok Nilna yang makin menjauh, lalu sama-sama saling pandang dengan ekspresi rumit. “Dafa, kenapa kamu tiba-tiba muncul, sih? Kayak setan saja. Aku jadi keceplosan ini.” Asna bercerocos dengan galak, tetapi tak bisa menyembunyikan wajahnya yang sepucat kertas. Apa lagi ini? Dafa hanya ingin lewat dan menyapa seperti biasa. Bukankah itu hal yang normal? Namun, kenapa ia yang disalahkan? Mahasiswa itu tak habis pikir, memasang wajah ketus saat menjawab, “Aku cuma lewat jalan umum, kenapa ka

  • Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i   Bab 120. Bingung

    Kabut di hati terasa pedih dan menyayat, saat Nilna kembali melihat diri sendiri yang teramat menyebalkan.Ya, Nilna merasa dirinya tak lebih dari seorang pecundang yang kekanak-kanakan. Bagaimana tidak? Ia sangat bodoh dengan ketidakberdayaan dalam menerima malaikat kecil di rahimnya.Akan tetapi, Nilna juga tak mau seperti ini. Dunia tetap berjalan seperti biasa. Jadi, ia memilih untuk menutup hati dan kembali fokus berkuliah.Ketika tiba di gerbang kampus, sosok ceria berteriak memanggilnya dari belakang.“Nilna!” Asna menyejajarkan langkah di samping Nilna yang telah masuk melewati gerbang. “Kamu cepat banget jalannya. Lagi buru-buru, ya?” sambungnya dengan napas yang masih memburu.Nilna terus melangkah sembari menatap Asna sekilas, lalu menyahut dengan suara ketus, “Iya, hari ini ‘kan hari pertama ujian semester enam. Kamu tahu, nggak?”Alis Asna sedikit berkerut karena merasakan tingkah sahabatnya yang tampak terburu-buru dan tidak setenang biasanya. Ia terus mempercepat langka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status