Begitu jam kerja berakhir, Nio sudah berada di lobi kantor, duduk di salah satu sofa sambil memandangi pintu lift. Ia melirik arlojinya sesekali, tapi wajahnya tetap tenang. Meski menunggu, hatinya justru merasa hangat membayangkan pertemuan dengan Nenek Lina nanti. Tak lama, suara langkah tergesa terdengar dari arah lift. Ruby muncul dengan napas sedikit terengah, rambutnya sedikit berantakan, namun senyumnya tetap manis. “Maaf… sudah membuatmu menunggu terlalu lama,” ucapnya sambil mengatur napas. “Pekerjaan hari ini benar-benar menumpuk.”Nio berdiri, menggeleng pelan. “Tidak masalah. Aku juga tidak lama menunggu. Yang penting sekarang kita bisa pergi,” katanya sambil meraih tangan Ruby. “Ayo, kita langsung saja ke rumah Nenek Lina. Dia pasti senang melihat kita.”Ruby tersenyum lega, merasa sedikit bersalah sudah membuat Nio menunggu, tapi senang karena ia tidak mempersoalkannya. Mereka berjalan keluar lobi berdampingan, langkahnya tenang, namun hati keduanya sama-sama bersemang
Terakhir Diperbarui : 2025-08-15 Baca selengkapnya