Share

RHMD 206

Author: Ziya_Khan21
last update Last Updated: 2025-08-16 20:00:52

Nio menahan napasnya sejenak, menikmati momen itu. Setiap detik terasa berarti, setiap gerakan kecil bibir Ruby di bawahnya membuatnya semakin jatuh dalam perasaan yang sulit ia jelaskan.

Ketika akhirnya mereka berpisah, Ruby menunduk, wajahnya memerah, sementara Nio tersenyum dengan tatapan tak lepas darinya.

“Aku harap… ini bukan mimpi,” bisik Nio, suaranya nyaris tenggelam oleh suara ombak.

Ruby hanya tersenyum kecil, menyembunyikan rasa gugupnya, namun di dalam hatinya ia tahu momen itu akan selalu ia kenang.

Nio menggelar tikar piknik di bawah naungan pohon kelapa, cukup jauh dari ombak yang sesekali memecah di tepi pantai. Ruby membantu mengeluarkan kotak bekal dari tas besar, matanya berbinar melihat isi kotak yang penuh warna.

“Wow… kamu masak semua ini?” Ruby menatap Nio dengan rasa kagum.

Nio tersenyum sambil duduk di seberangnya. “Tentu. Bukankah kamu bilang kemarin suka makanan yang simp
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 207

    Ruby menatap kotak kecil itu dengan jantung berdebar hebat. Jemarinya bergetar saat perlahan membuka penutupnya. Di dalamnya, sebuah cincin perak berkilau dengan batu mungil yang memantulkan cahaya matahari sore. Sederhana, namun begitu indah dan lebih dari cukup untuk membuat napas Ruby tercekat.“Nio…” suaranya bergetar, matanya beralih dari cincin itu ke pria di depannya.Nio sudah berlutut satu kaki di atas pasir, tatapannya tak lepas dari mata Ruby. Angin laut meniup rambutnya, namun yang terlihat hanya ketulusan penuh di wajahnya. “Ruby, aku tahu aku pernah mengecewakanmu. Aku tahu mungkin aku tak pantas diberi kesempatan kedua. Tapi…” ia menarik napas dalam, suaranya semakin mantap, “aku tidak ingin lagi melewati hari-hariku tanpa kamu di sisiku. Jadi, hari ini aku ingin menebus semua salahku, dengan satu permintaan sederhana.”Ruby terdiam, matanya mulai basah. Deburan ombak seakan menahan napas bersama dirinya.Nio mengangkat cincin itu dengan tangan bergetar ringan, namun s

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 206

    Nio menahan napasnya sejenak, menikmati momen itu. Setiap detik terasa berarti, setiap gerakan kecil bibir Ruby di bawahnya membuatnya semakin jatuh dalam perasaan yang sulit ia jelaskan. Ketika akhirnya mereka berpisah, Ruby menunduk, wajahnya memerah, sementara Nio tersenyum dengan tatapan tak lepas darinya. “Aku harap… ini bukan mimpi,” bisik Nio, suaranya nyaris tenggelam oleh suara ombak. Ruby hanya tersenyum kecil, menyembunyikan rasa gugupnya, namun di dalam hatinya ia tahu momen itu akan selalu ia kenang. Nio menggelar tikar piknik di bawah naungan pohon kelapa, cukup jauh dari ombak yang sesekali memecah di tepi pantai. Ruby membantu mengeluarkan kotak bekal dari tas besar, matanya berbinar melihat isi kotak yang penuh warna. “Wow… kamu masak semua ini?” Ruby menatap Nio dengan rasa kagum. Nio tersenyum sambil duduk di seberangnya. “Tentu. Bukankah kamu bilang kemarin suka makanan yang simp

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 205

    Nio berdiri tak jauh darinya, menatap pemandangan itu. “Dan beruntungnya ini bukan mimpi, Ruby. Jadi nikmatilah sepuasnya bersamaku.”Ruby menoleh, tertawa pelan. “Kamu memang pandai sekali membuat kalimat manis.”“Jadi, apa kamu menyukainya?” tanya Nio.“Ya, aku sangat menyukainyaaa!” teriak Ruby dan berjalan menjauh.Langkah kaki Ruby terasa ringan ketika ia melangkah ke hamparan pasir putih yang hangat. Begitu telapak kakinya menyentuh pasir, ia langsung berlari kecil, meninggalkan jejak-jejak mungil yang segera disapu ombak kecil di tepi pantai. Tawa riangnya terdengar jelas, bercampur dengan suara deburan ombak yang berkejaran ke tepian. Sesekali, ia membentangkan kedua tangannya, membiarkan angin laut yang asin menerpa wajahnya, rambutnya yang panjang ikut terbang bebas mengikuti arah angin.Nio berdiri tak jauh dari sana, kedua tangannya terselip di saku celana, matanya tak lepas sedikit pun dari sosok Ruby. Ada sesuatu yang mengha

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 204

    Minggu pagi datang dengan cahaya matahari yang hangat menembus tirai kamar. Ruby menggeliat malas di atas ranjang, matanya terasa berat dan sedikit sembab karena semalam ia tidur terlalu larut. Ia mengusap wajahnya perlahan, lalu melirik ke sisi ranjang yang kosong.Alisnya sedikit berkerut. “Kemana dia pagi-pagi begini?” gumamnya. Ia turun dari ranjang, mengenakan sweater tipis, lalu berjalan keluar kamar. Aroma harum roti panggang dan telur dadar menyambutnya begitu ia melewati ruang tamu.Di dapur, terlihat Nio yang mengenakan kaos sederhana dan apron abu-abu, sibuk mengaduk sesuatu di wajan sambil sesekali melirik beberapa kotak bekal di meja. Wajahnya santai, namun tangannya cekatan menyiapkan makanan.“Nio?” panggil Ruby pelan, setengah heran.Pria itu menoleh, senyumnya langsung mengembang. “Pagi, Sleeping Beauty. Tidur nyenyak?” sapanya sambil menaruh telur dadar ke piring.Ruby tersipu, mengabaikan julukan itu. “Kamu lagi ngapain? Dan… mau pergi kemana? Bekalnya banyak sekali

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 203

    Para penghuni panti mulai membuka kotak masing-masing, aroma sedap makanan segera memenuhi ruangan. Ada sup hangat, ayam panggang berbalut bumbu rempah, roti lembut, dan potongan buah segar. Ruby duduk di samping Nenek Lina, membantu memotongkan daging ayam untuknya. Nio duduk di seberang mereka, sesekali melirik ke arah Ruby yang tertawa kecil sambil mengobrol dengan nenek itu."Ini benar-benar enak," ujar salah satu penghuni panti dari meja sebelah. "Terima kasih, Nak!" serunya sambil mengangkat tangannya pada Nio.Nio tersenyum lebar. "Sama-sama. Senang kalau kalian menyukainya."Ruby menatapnya lama. Ada sesuatu di matanya sebuah rasa hangat yang tak bisa ia sembunyikan. "Kamu selalu saja membuatku terkesan," katanya pelan.Nio hanya menanggapinya dengan senyum samar. "Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan."Suasana ruang makan penuh tawa, percakapan, dan aroma masakan yang menggoda. Nenek Lina tampak menikmati setiap suapan, s

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 202

    Udara di taman terasa sejuk dengan semilir angin yang membawa aroma bunga-bunga yang sedang mekar. Langit mulai berwarna keemasan, memberi nuansa hangat pada suasana. Ruby berjalan perlahan di samping Nio dan Nenek Lina, sambil sesekali memandangi pepohonan yang bergoyang lembut.Tiba-tiba, seekor anak anjing kecil berlari menghampiri mereka. Ruby tertegun sejenak lalu tersenyum lebar."Hei… ini kan anak anjing yang kita temui waktu itu," katanya sambil berjongkok dan mengelus bulu lembutnya. Anak anjing itu menggoyangkan ekor dengan riang, seolah benar-benar mengenali Ruby. Nio hanya tersenyum melihat interaksi itu, sedangkan Nenek Lina tertawa kecil."Dia memang suka sekali kalau ada yang mau mengajaknya bermain," ucap Nenek Lina.Mereka lalu duduk di salah satu bangku taman. Nio membuka tas kecil yang dibawa Ruby, mengeluarkan beberapa buah yang tadi mereka beli. Dengan telaten, ia mengupas jeruk dan memisahkannya menjadi potongan-potongan rapi."Silakan, Nek," kata Nio sambil meny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status