Share

RHMD 201

Penulis: Ziya_Khan21
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-15 10:28:47

Begitu jam kerja berakhir, Nio sudah berada di lobi kantor, duduk di salah satu sofa sambil memandangi pintu lift. Ia melirik arlojinya sesekali, tapi wajahnya tetap tenang. Meski menunggu, hatinya justru merasa hangat membayangkan pertemuan dengan Nenek Lina nanti.

Tak lama, suara langkah tergesa terdengar dari arah lift. Ruby muncul dengan napas sedikit terengah, rambutnya sedikit berantakan, namun senyumnya tetap manis.

“Maaf… sudah membuatmu menunggu terlalu lama,” ucapnya sambil mengatur napas. “Pekerjaan hari ini benar-benar menumpuk.”

Nio berdiri, menggeleng pelan. “Tidak masalah. Aku juga tidak lama menunggu. Yang penting sekarang kita bisa pergi,” katanya sambil meraih tangan Ruby. “Ayo, kita langsung saja ke rumah Nenek Lina. Dia pasti senang melihat kita.”

Ruby tersenyum lega, merasa sedikit bersalah sudah membuat Nio menunggu, tapi senang karena ia tidak mempersoalkannya. Mereka berjalan keluar lobi berdampingan, langkahnya tenang, namun hati keduanya sama-sama bersemang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
ida Sari
nenek Lina bahagia banget liat Nio dan Ruby datang, tiada hal bahagia selain melihat Nio sehat dan kembali dengan selamat.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 203

    Para penghuni panti mulai membuka kotak masing-masing, aroma sedap makanan segera memenuhi ruangan. Ada sup hangat, ayam panggang berbalut bumbu rempah, roti lembut, dan potongan buah segar. Ruby duduk di samping Nenek Lina, membantu memotongkan daging ayam untuknya. Nio duduk di seberang mereka, sesekali melirik ke arah Ruby yang tertawa kecil sambil mengobrol dengan nenek itu."Ini benar-benar enak," ujar salah satu penghuni panti dari meja sebelah. "Terima kasih, Nak!" serunya sambil mengangkat tangannya pada Nio.Nio tersenyum lebar. "Sama-sama. Senang kalau kalian menyukainya."Ruby menatapnya lama. Ada sesuatu di matanya sebuah rasa hangat yang tak bisa ia sembunyikan. "Kamu selalu saja membuatku terkesan," katanya pelan.Nio hanya menanggapinya dengan senyum samar. "Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan."Suasana ruang makan penuh tawa, percakapan, dan aroma masakan yang menggoda. Nenek Lina tampak menikmati setiap suapan, s

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 202

    Udara di taman terasa sejuk dengan semilir angin yang membawa aroma bunga-bunga yang sedang mekar. Langit mulai berwarna keemasan, memberi nuansa hangat pada suasana. Ruby berjalan perlahan di samping Nio dan Nenek Lina, sambil sesekali memandangi pepohonan yang bergoyang lembut.Tiba-tiba, seekor anak anjing kecil berlari menghampiri mereka. Ruby tertegun sejenak lalu tersenyum lebar."Hei… ini kan anak anjing yang kita temui waktu itu," katanya sambil berjongkok dan mengelus bulu lembutnya. Anak anjing itu menggoyangkan ekor dengan riang, seolah benar-benar mengenali Ruby. Nio hanya tersenyum melihat interaksi itu, sedangkan Nenek Lina tertawa kecil."Dia memang suka sekali kalau ada yang mau mengajaknya bermain," ucap Nenek Lina.Mereka lalu duduk di salah satu bangku taman. Nio membuka tas kecil yang dibawa Ruby, mengeluarkan beberapa buah yang tadi mereka beli. Dengan telaten, ia mengupas jeruk dan memisahkannya menjadi potongan-potongan rapi."Silakan, Nek," kata Nio sambil meny

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 201

    Begitu jam kerja berakhir, Nio sudah berada di lobi kantor, duduk di salah satu sofa sambil memandangi pintu lift. Ia melirik arlojinya sesekali, tapi wajahnya tetap tenang. Meski menunggu, hatinya justru merasa hangat membayangkan pertemuan dengan Nenek Lina nanti. Tak lama, suara langkah tergesa terdengar dari arah lift. Ruby muncul dengan napas sedikit terengah, rambutnya sedikit berantakan, namun senyumnya tetap manis. “Maaf… sudah membuatmu menunggu terlalu lama,” ucapnya sambil mengatur napas. “Pekerjaan hari ini benar-benar menumpuk.”Nio berdiri, menggeleng pelan. “Tidak masalah. Aku juga tidak lama menunggu. Yang penting sekarang kita bisa pergi,” katanya sambil meraih tangan Ruby. “Ayo, kita langsung saja ke rumah Nenek Lina. Dia pasti senang melihat kita.”Ruby tersenyum lega, merasa sedikit bersalah sudah membuat Nio menunggu, tapi senang karena ia tidak mempersoalkannya. Mereka berjalan keluar lobi berdampingan, langkahnya tenang, namun hati keduanya sama-sama bersemang

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 200

    Pelayan langsung menyambut mereka dengan senyum, lalu mengantar ke meja di sudut yang cukup tenang. Begitu duduk, Ruby memperhatikan interior restoran yang penuh sentuhan kayu dan pencahayaan lembut.“Aku suka tempat ini,” katanya sambil tersenyum.“Aku juga,” jawab Nio, lalu mengambil menu. “Tapi yang paling penting, aku ingin melihat kamu menikmatinya.”Suasana restoran siang itu terasa hangat dan elegan, dengan cahaya matahari yang menembus jendela besar di sisi kiri ruangan. Aroma rempah dan masakan khas memenuhi udara, membuat Ruby tak henti mengedarkan pandangan, menikmati suasananya.“Apa yang paling enak di sini?” tanya Ruby sambil menatap daftar menu di tangannya.Nio, yang duduk di seberangnya, tersenyum kecil. “Kalau aku sih merekomendasikan grilled salmon mereka. Sausnya khas, nggak ada di tempat lain.”Ruby mengangguk, matanya berbinar. “Kalau begitu aku coba itu. Tempatnya juga nyaman sekali, ya. Rasanya… menen

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 199

    Setelah selesai dengan email, ia beralih ke tumpukan dokumen fisik di meja. Laporan penjualan, perjanjian kontrak, dan proposal kerja sama baru ia baca dengan teliti. Sesekali, alisnya sedikit berkerut saat menemukan data yang perlu diperiksa lebih lanjut. Suasana ruangannya sunyi, hanya terdengar suara halus dari kipas pendingin komputer dan detak jarum jam di dinding. Nio benar-benar larut dalam pekerjaannya, membiarkan setiap detail menjadi fokus utamanya. Hari ini, ia ingin memastikan semua berjalan sempurna. Jam di dinding menunjukkan pukul 09.55 ketika Nio meliriknya sambil menutup dokumen terakhir di mejanya. Ia menarik napas panjang, memastikan semua berkas dan catatan penting untuk rapat sudah tersimpan rapi di map hitam yang selalu ia bawa. Setelah mematikan layar komputernya, ia bangkit dari kursi, merapikan jas, dan memastikan dasi terpasang sempurna. Suara langkahnya terdengar mantap saat keluar dari ruangan. Di lorong, beber

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 198

    Pagi ini, udara di luar masih sejuk, sinar matahari menembus kaca mobil yang membawa Ruby dan Nio menuju kantor. Senyum tak pernah lepas dari wajah keduanya. Seolah semua beban yang dulu menghantui mereka telah sirna, berganti dengan perasaan lega dan bahagia. Ruby duduk di samping Nio, sesekali menatapnya sambil menggenggam tangan pria itu.Begitu mobil berhenti di depan gedung perusahaan, para pegawai yang sudah berdiri di lobi langsung menyambut mereka. Ada yang tersenyum, ada pula yang menunduk hormat. Ruby membalas sapaan itu dengan anggukan hangat, sementara Nio sekadar mengulas senyum tipis yang membuat semua orang terkesan.Mereka berjalan beriringan, tangan Ruby masih berada di lengan Nio. Tidak ada tatapan curiga atau bisik-bisik seperti dulu, hanya rasa hormat yang tulus. Setiap langkah terasa ringan, dan di mata Ruby, ini adalah awal baru. Tidak ada lagi kekhawatiran, hanya keyakinan bahwa mulai hari ini, mereka akan menjalani segalanya bersama tanpa rahasia.Begitu sampai

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status