Langkah kaki Arkana nyaris tak bersuara saat ia memimpin Ilham menuju lorong terdalam sekolah, yang hanya bisa dibuka dengan sidik jari kepala sekolah pertama dan Arkana memilikinya. Lorong itu bernama Koridor Bisik, karena siapa pun yang melaluinya akan mendengar bisikan kenangan yang ingin mereka lupakan. “Ini tempatnya,” kata Arkana pelan, berhenti di depan dinding batu besar tanpa celah, tanpa pintu. “Tidak ada apa-apa,” gumam Ilham. Arkana membuka telapak tangannya. Sebuah gumpalan cahaya kelabu muncul, seperti asap yang membeku. “Kenangan bukan sesuatu yang bisa kau pegang… tapi bisa kau serahkan.” Ia menempelkan tangannya ke dinding, dan seketika, batu itu menguap seperti kabut terbakar. Di baliknya, ada tangga menurun, licin dan mengilap seperti dipoles oleh waktu itu sendiri. “Gerbang Kelima bukan berada di dunia ini, Ilham,” ujar Arkana. “Ia berada di antara… kenangan dan lupa.” Ilham menelan ludah. “Lalu siapa pewaris kedua yang kau maksud?” Arkana menoleh padanya,
Last Updated : 2025-07-31 Read more