Pagi datang, tapi langit tetap kelabu seperti tubuh yang kehabisan darah. Tak ada suara ayam, tak ada suara angin. Hanya sunyi yang mencekam, membatu di setiap sudut Desa Angkara.Raka duduk di sudut ruangan, tubuhnya gemetar. Matanya tak berkedip sejak malam itu sejak para “warga” tanpa bayangan berdiri memandangi rumahnya dengan senyum kematian.Ia baru sadar bahwa pada akhirnya... ia sendirian.Namun, sebelum ia benar-benar yakin telah ditinggalkan, pintu rumah terbuka perlahan. Tak ada angin. Tak ada suara. Tapi daun pintu berderit seperti seseorang memanggil dari neraka.Di ambang pintu berdiri sosok baru. Seorang lelaki, mengenakan jubah hitam, dengan rambut panjang kelabu dan wajah penuh luka bakar.Tatapan matanya tajam namun ada sinar kesedihan yang dalam di sana.“Aku Ranu,” katanya dengan suara parau. “Penjaga terakhir paku gerbang.”Raka menatapnya bingung. “Apa maksudmu?”Ranu masuk ke dalam, dan menutup pintu dengan hati-hati. Ia menyalakan sebatang lilin biru dari dalam
Last Updated : 2025-05-27 Read more