Ketika Arga, Liora, Elan, dan Malini melewati gerbang berdarah yang ditinggalkan oleh pengorbanan Reva, dunia di sekeliling mereka seolah diremas dan diputar oleh tangan tak kasat mata. Suara detakan jam tua menggema, berulang-ulang, seolah waktu sendiri menjadi makhluk hidup yang menyambut kedatangan mereka. Lalu mereka jatuh. Bukan seperti jatuh ke tanah, melainkan seperti tercabut dari kenyataan, dilemparkan ke dalam pusaran tanpa ujung. Wajah-wajah asing melintas, desa-desa terbakar, anak-anak menangis, tawa iblis bergema, dan langit berubah warna dari merah darah ke hitam kelam. Tiba-tiba mereka terhempas. Keempatnya terbangun dalam kondisi berbeda di tengah desa yang mereka kenal... namun semuanya tidak sama. Rumah-rumah terlihat lebih tua, rapuh, dan ditumbuhi akar-akar pohon raksasa yang tak pernah mereka lihat sebelumnya. Langit berwarna keabu-abuan, dan udara seperti dipenuhi suara bisikan tidak dari satu arah, tapi dari segala penjuru. Seolah masa lalu, masa kini,
Last Updated : 2025-07-20 Read more