Langkah Raka terhenti saat suara itu menyapa telinganya suara ayahnya, begitu nyata, begitu dekat, seolah berbisik dari balik tirai gelap yang menyelimutinya. Jantungnya berdebar, bukan karena ketakutan, tapi karena kerinduan yang telah lama dikubur. “...Ayah?” gumamnya lirih, matanya mencoba menangkap apapun di sekitar, namun dunia dalam Gerbang Kedua hanya dipenuhi kabut kelabu dan suara-suara samar. Dari sela kabut, sesosok bayangan muncul. Tinggi, ramping, berselimutkan jubah hitam yang robek-robek. Wajahnya samar, namun cahaya redup dari sorot matanya tak bisa dilupakan oleh darahnya sendiri. Mata itu… pernah menatapnya hangat ketika ia masih kecil, sebelum semuanya hancur. “Anakku… Raka.” Suara itu berat, bergema dari dalam dada. “Kau datang… kau telah memenuhi takdirmu.” Raka melangkah maju, setengah ragu, setengah terhisap oleh kekuatan yang mengikatnya. “Apa ini benar-benar kau, Ayah? Atau hanya ilusi yang dipakai iblis untuk memanipulasiku?” Bayangan itu mengangkat
Last Updated : 2025-07-15 Read more