Brian terdiam. Ruang tamu yang tadinya hanya dipenuhi suara napas mereka kini terasa jauh lebih sunyi dan berat.Pria itu mendadak tersadar—kata-katanya barusan benar-benar keterlaluan."Jawab gue, Brian! Menurut lo gue, yang satu badan penuh lebam ini, baik-baik aja? Iya?!" bentak Lalita dengan suara yang naik satu oktaf, diseret emosi yang meledak-ledak.Mata Brian terpejam, suaranya lirih dan tersendat. "E... Enggak gitu maksud aku, Lit..."Sebelum Lalita bisa membalas lagi, terdengar suara lembut dari sofa."Yan... Kamu udah pulang?" Ternyata Diana terbangun. Rambutnya kusut, dan suaranya masih berat karena baru bangun tidur.Brian menoleh, wajahnya memancarkan frustasi. Tapi ketika bicara pada Diana, nadanya berubah menjadi lembut."Iya, Di. Aku udah pulang. Kamu pindah tidur di kamar aja ya, jangan di sini. Nanti masuk angin..." katanya sambil mencoba tersenyum."Gak mau... Aku mau ngobrol sama kamu," gumam Diana se
Terakhir Diperbarui : 2025-07-28 Baca selengkapnya