Erik membawa kedua tamunya masuk ke ruang kerjanya yang tidak terlalu luas. Rama menaikkan sebelah alisnya, memperhatikan ruangan itu dengan seksama, satu kalimat sarkas muncul di kepalanya saat itu juga. ‘Baru jadi marketing saja, sudah mau macam-macam, apa menurutnya dia mampu melawanku?’Erik meminta keduanya duduk, pendingin ruangan yang biasanya menenangkan justru seakan membekukan udara. Akash duduk dengan ekspresi tenang tapi tegas, matanya menatap lurus pada sosok di seberangnya—Erik.Sementara di sisi kanan Akash, Rama bersandar sedikit ke kursinya, tatapan matanya tak kalah tajam, tapi lebih mengintimidasi karena diamnya. Ia sesekali mengamati ekspresi Erik, menunggu kapan tepatnya Erik menunjukkan rasa takutnya.“Ada perlu apa?” tanya Erik. “Kenapa kalian datang kemari?” tanya Erik.Badan Rama bergerak sedikit condong ke depan. Kedua tangannya menyanggah di atas pangkuan, sorot matanya tajam menatap Erik. “Sebetulnya pertanyaan itu tidak perlu anda tanyakan, karena saya ya
Last Updated : 2025-10-17 Read more