Pagi itu, semilir angin membawa aroma laut yang asin dan menyegarkan, mengiringi langkah Luna dan Adrian menuju dermaga kecil di pinggiran kota. Langit bersih, biru tanpa cela, seolah ikut merestui perjalanan mereka kali ini—sebuah perjalanan yang bukan hanya tentang tempat, tapi tentang keberanian melangkah ke masa depan.Luna menggenggam erat tangan Adrian, jemarinya hangat dalam genggaman pria itu. Hatinya berdebar, bukan karena gugup, tapi karena kebahagiaan yang begitu tenang. Setelah semua badai yang mereka lewati—salah paham, perpisahan, rasa ragu—kini mereka berdiri di tempat yang sama, dengan arah pandang dan tujuan yang serupa.“Kenapa pilih tempat ini?” tanya Luna pelan, menatap ke laut yang luas.“Karena di sini, pertama kali aku sadar… kalau aku nggak mau ke mana-mana selain sama kamu,” jawab Adrian tanpa ragu. “Tempat ini jadi pelabuhan, bukan cuma untuk kapal, tapi juga untuk harapan kita.”Luna tertawa pelan. “Puitis banget, Mas.”Adrian mengangka
Last Updated : 2025-07-28 Read more