Malam itu rumah terasa begitu tenang. Pesta pernikahan Darren dan Tina masih terbayang dalam ingatan, dengan tawa, musik, dan lampu gemerlapnya.Namun kini, hanya ada suara jangkrik dari luar jendela dan napas kecil Akbar yang sudah lelap di kamarnya.Ali bersandar di sisi ranjang, memandang Dahlia yang sibuk melepas perhiasannya satu per satu. Ada kilau lembut di mata pria itu, seolah setiap gerakan istrinya adalah sesuatu yang ingin ia abadikan.“Lelah, Sayang?” tanya Dahlia sambil tersenyum tipis, tanpa menoleh.Ali mendekat, tangannya menyentuh perlahan bahu istrinya dari belakang, “Sedikit. Tapi lebih lelah lagi kalau harus nahan diri buat nggak nyentuh kamu.”Dahlia terkekeh pelan, wajahnya sedikit memerah, “Mas ini, ada-ada aja…”Ali berputar, berdiri tepat di depannya, lalu meraih kedua tangannya, “Tadi semua orang kagum sama Tina yang jadi ratu sehari. Tapi tahu nggak, Yang? Bagiku, dari dulu sampai sekarang, pengantin tercantik itu ya kamu.”“Kamu yang aku menangkan dulu, da
Last Updated : 2025-08-19 Read more