Memasuki lingkungan kelas atas seperti yang selalu ia impikan, Budi tampak sangat puas. Manda, tanpa buang waktu, segera menempel manja di sisinya, seolah tak mau kehilangan momen untuk menyanjungnya. “Tuan Muda Budi, kamu benar-benar luar biasa! Kalau kamu emas, cepat atau lambat pasti akan bersinar. Aku tahu dari awal kamu bukan orang biasa!” ujarnya dengan nada genit, penuh pujian palsu. Namun, matanya langsung melirik Yoga dengan tatapan penuh hinaan. Senyumnya berubah sinis, nadanya menyayat. “Tidak seperti beberapa orang. Pecundang tetaplah pecundang. Tiga tahun di penjara, keluar malah jadi gigolo yang hidup menempel pada perempuan. Apa kamu nggak malu, hah?” “Pfft!” Yoga tertawa, tawanya pelan namun menyakitkan seperti duri dalam daging. Tatapannya menusuk ke arah Budi dan Manda, seperti menatap dua badut di atas panggung. Lucu sekali, pikirnya. Mereka terus menyebut-nyebut nama Nona Besar Lisa, berharap bisa menjalin kerja sama dengan Keluarga Jaka. Ironisnya, mereka
Terakhir Diperbarui : 2025-05-24 Baca selengkapnya