Hanya dengan satu panggilan telepon, Pak Gubernur langsung memberikan dukungan tanpa syarat. Gawat! Kali ini, sepertinya dia benar-benar telah memprovokasi orang yang tidak bisa diprovokasi! "Pak Gery, terima kasih," ucap Yoga sebelum menutup telepon. Ia menatap tajam ke arah Lio, lalu berkata dengan nada bangga disertai dengusan: "Bagaimana? Sekarang kamu percaya, kan?" "Ah!" Lio tampak ngeri. Wajahnya pucat, tubuhnya gemetar, dan keringat dingin mengucur deras. Kesombongan yang tadi terpampang di wajahnya lenyap tak bersisa. "Buk!" Di hadapan semua orang, ia berlutut di kaki Yoga, memohon dengan suara gemetar, "Tolong ampuni aku, Pak Yoga! Aku buta, aku bodoh, aku menyinggungmu!" "Aku salah, aku tidak berani lagi. Tolong... maafkan aku!" Yoga berdiri angkuh, menatap pria sial yang kini bersimpuh di bawah kakinya. Matanya menyala dengan penghinaan mendalam, dan suaranya yang dingin dan arogan terasa seperti hembusan angin utara di musim dingin tajam dan membekukan. "Suda
Terakhir Diperbarui : 2025-06-02 Baca selengkapnya