Ia tahu, waktunya belum tepat untuk bertindak gegabah. Jadi, saat pria itu selesai bicara dan hendak pergi, Innara pura-pura keluar dari toilet seolah-olah tidak mendengar apa pun. Ia menundukkan wajahnya, melangkah pelan, dan sengaja menyingkir lebih dulu untuk memberinya jalan. Mereka sempat berpapasan, dan pria itu menatapnya sekilas tanpa curiga.Setelah pria itu pergi dan menghilang di tikungan lorong, Innara segera merogoh tasnya, mengambil ponsel.[Mas, di mana?]Jarinya mengetik cepat pesan singkat itu kepada Akash.Balasan datang tak lama kemudian.[Lantai 4, Ruang Melati.][Aku ke sana.] balas Innara.Dengan napas panjang dan tekad yang bulat, Innara memasukkan ponsel ke dalam tas, menata kembali kerudungnya, lalu melangkah menuju lift. Jemarinya sedikit gemetar saat menekan tombol angka 4, namun matanya penuh tekad.Langkah ini adalah awal dari pengungkapan kebenaran."Mas," panggil Innara pelan saat ia membuka pintu kamar rawat inap bertuliskan Ruang Melati. Suaranya lembu
Terakhir Diperbarui : 2025-07-16 Baca selengkapnya