“Dia ada?” tanya Innara sambil menurunkan suaranya.Laudia mengangguk. “Ada, lagi galau mikirin Mbak terus dari pagi. Langsung masuk aja. Gak sabaran nungguin, itu kelihatan banget.”Innara tersenyum, mengangguk sopan, dan mengetuk pintu kaca sebelum mendorongnya masuk.“Assalamualaikum,” sapa Innara lembut.“Waalaikumsalam.” Akash langsung berdiri dari kursinya, senyum mengembang sempurna di wajah tampannya. Tanpa pikir panjang, pria itu melangkah mendekat, hendak memeluk calon istrinya.Namun Innara mundur satu langkah, menghindar halus.Akash mengernyit pelan. “Kenapa?”Innara tidak langsung menjawab. Ia meletakkan tas tangannya di sofa, lalu duduk dengan anggun. Akash mengikutinya, duduk di sofa seberang dengan tatapan bingung.“Gak boleh ada sentuhan fisik, Mas,” ucap Innara lembut, namun tegas.“Padahal kamu kan calon istriku? Apa karena kita lagi puasa?” tanya Akash polos. Nada bingungnya justru membuat Innara tersenyum.“Bukan hanya karena puasa, Mas. Tapi memang sebelum ijab
Last Updated : 2025-07-21 Read more