Dan kini, Elina bicara lagi… saat bersama Kirana.Bukan sekadar kebetulan. Dua momen yang membuat bibir mungil itu bersuara, keduanya terjadi ketika Kirana berada di sisinya. Seolah ada aliran tak kasatmata yang menghubungkan keduanya. Bukan udara, bukan pula sekadar kata, tapi sesuatu yang lebih halus.Sebuah ikatan. Ikatan yang tak bisa dijelaskan dengan logika, namun bisa dirasakan.Raka berdiri terpaku, matanya berangsur meredup, persis langit senja yang kehilangan warna perlahan. Ia berjongkok, menurunkan tubuhnya setinggi Elina. Dari jarak itu, ia menatap wajah kecil yang begitu dirindukannya, seakan mencoba mengingat bunyi suara yang lama tak terdengar.“Ellie, kamu senang tadi main sama pausnya?” tanyanya, suaranya bergetar halus, penuh harap.Elina mengangkat wajah. Ada seulas senyum kecil yang singkat sekali, hanya seberkas cahaya melintas di antara awan. Lesung pipinya muncul, lalu segera menghilang. Ia mengangguk pelan, tanpa suara.Senyum Raka timbul, tipis, nyaris rapuh.
Last Updated : 2025-07-09 Read more